Menu
in ,

Erick Thohir Bentuk “Holding” BUMN di Tiga Sektor Proritas

Pajak.com, Jakarta – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan fokus membentuk holding di tiga sektor prioritas, yaitu kesehatan, energi, dan pangan. Tiga sektor prioritas holding BUMN ini merupakan kunci untuk mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing Indonesia di masa depan.

“Kita harus pikirkan tiga sektor untuk kemandirian Indonesia, yaitu kesehatan, energi, dan pangan. Sektor lainnya kita rapikan dan perbaikan untuk bisa menjadi pendukung. Ketiga holding BUMN ini akan diarahkan untuk menjadi lokomotif utama yang memberi kontribusi bagi kemandirian dan ekonomi Indonesia,” ungkap Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Chatroom CNN, pada Rabu (11/8).

Ia mengatakan, Kementerian BUMN telah melakukan efisiensi dengan membentuk BUMN per kluster. Dari 27 klaster menjadi menjadi 12 klaster—yang kemudian difokuskan kepada tiga klaster prioritas.

Pertama, holding BUMN kesehatan. Menurut Erick, kementerian BUMN telah melakukan penataan dan efisiensi di sektor ini. PT Bio Farma difokuskan untuk memproduksi vaksin, terutama vaksin Covid-19 merah putih. Kemudian, PT Kimia Farma Tbk difokuskan untuk obat-obatan medis, termasuk mengembangkan obat terapi Covid-19. Sedangkan, PT Indofarma (Persero) Tbk menitikberatkan pada mengembangan obat-obatan herbal.

“Kita lihat, nikmatnya kopi rempah yang berkhasiat untuk kesehatan. Kami juga menyiapkan pasarnya, dengan mensinergikan agar obat-obatan yang diproduksi BUMN kita bisa digunakan oleh RS (rumah sakit) pemerintah. Jangan sampai kita punya obat herbal tapi tidak digunakan. Jangan kalah seperti negara-negara lain seperti Tiongkok, India, Jepang. Mereka tidak bergantung lagi pada kimia,” kata Erick.

Kementerian BUMN juga tengah menggarap kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Bali. Di sana akan dibangun rumah sakit bertaraf internasional untuk perawatan dan penyembuhan pasien secara intensif. Erick memastikan, pemerintah telah bekerja sama dengan rumah sakit terbaik di dunia.

“Insyaallah dalam dua tahun ini kita juga bangun kawasan ekonomi khusus kesehatan di Bali, supaya 600 ribu orang Indonesia yang selama ini pergi ke luar negeri setiap tahun untuk berobat, karena pandemi, sulit ke luar negeri. Makanya berobat di Indonesia saja atau memang tidak perlu ke luar negeri lagi karena fasilitasnya sama dengan di Bali. Tapi kita tingkatkan dulu kualitasnya, standarnya kita bangun,” ungkap Erick.

Kedua, pembentukan holding energi. Eks presiden klub Inter Milano ini mengatakan, kementerian BUMN kini pun tengah menyatukan bisnis geotermal Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

“Kita gabungkan nanti, jangan sendiri-sendiri. Karena minyak akan habis, listrik juga suplainya tidak lagi dari batu bara tapi dari energi baru terbarukan. Makanya kita kemarin gabungkan yang namanya geothermal yang ada di Pertamina dan di PLN. Ini akan berlangsung konsisten. Bukan seperti solar atau angin yang habis diproduksi, harus ada baterainya dulu. Kalau ini disatukan dan dibanun, akan jadi perusahaan geothermal terbesar di dunia. Jadi kita bisa mandiri di sektor energi, bahkan bisa menjadi penyuplai,” kata Erick.

Ketiga, klaster holding pangan yang berisi delapan perusahaan BUMN dan direncanakan diresmikan pada September 2021. Kedelapan BUMN Pangan yang akan tergabung adalah PT Berdikari, PT Perikanan Indonesia, PT Perikanan Nusantara, PT Pertani, PT Sang Hyang Seri, PT Bhanda Ghara Reksa, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT Garam.

Selain itu, ada pula holding BUMN lainnya, seperti perbankan, infrastruktur dan logistik, telekomunikasi. “Semua klaster saling bersinergi dan harus siap dengan open market, tetapi kita tetap menjadi korporasi yang menguasai market,” tambah Erick.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version