in ,

Berkat Diversifikasi, Laba Inti Indika Energy Meningkat

Berkat Diversifikasi, Laba Inti Indika Energy Meningkat
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – PT. Indika Energy Tbk (Perseroan) mengumumkan, pada semester 1/2021 laba inti perseroan mencapai 55,8 juta dollar AS atau setara Rp 807,3 miliar. Pendapatan ini meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,5 juta dollar AS. Kenaikan laba inti itu akibat peningkatan kinerja anak-anak perusahaan serta peningkatan permintaan dan perbaikan harga batu bara. Selain itu, perseroan juga terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor non-batu bara dan fokus pada keberlanjutan untuk mewujudkan komitmen ESG Perseroan menuju netral karbon pada tahun 2050.

Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energi Azis Armand mengatakan, situasi ekonomi global akibat pandemi masih cukup menantang, sehingga memacu perseroan untuk lebih adaptif dan tangkas dalam melihat peluang usaha.

Baca Juga  Mempelajari Teknik Presentasi Memukau ala Steve Jobs

“Sejak 2018, Indika Energy telah melakukan diversifikasi di luar sektor inti kami di bidang energi dan pertambangan. Hal ini sejalan dengan tujuan eksistensi kami untuk memberi energi pada Indonesia demi masa depan yang berkelanjutan. Investasi diversifikasi Indika Energy kini meliputi tambang emas, teknologi digital, energi baru dan terbarukan, kendaraan motor listrik, juga solusi berbasis alam atau nature-based solutions,” kata Azis Armand dalam keterangan tertulis Senin (2/8/21).

Azis melaporkan, sepanjang semester 1/2021, Indika Energy membukukan laba inti 1.287,9 juta dollar AS, atau meningkat 14,1 persen daripada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat kenaikan harga jual rata-rata batu bara sebesar 21,9 persen, dari 39,8 dollar AS menjadi 48,6 dollar AS per ton pada semester 1/2021. Masih pada semester yang sama, Kideco juga mencatat kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 8,5 persen dari 16,6 juta ton menjadi 18,1 juta ton.

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

“Dari volume tersebut, Kideco memasarkan 6,4 juta ton atau 35 persen di antaranya untuk pasar domestik, jauh melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batu bara sebesar 25 persen. Sementara itu volume penjualan batu bara untuk pasar ekspor mencapai 11,7 juta ton dengan negara tujuan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya,” rinci Azis.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *