Menu
in ,

Aset Kripto NFT dan Perspektif “Greater Fool Theory”

Pajak.com, Jakarta – Pembahasan mengenai gagasan greater fool theory terhadap investasi aset kripto dan Non-Fungible Token (NFT) menjadi topik perbincangan pemerhati aset digital pekan ini. Pemicunya adalah pernyataan Bill Gates dalam wawancara dengan TechCrunch. Konglomerat pendiri Microsoft itu mengatakan bahwa NFT dan kripto adalah 100 persen didasarkan pada greater fool theory. Gates pun mengungkapkan bahwa dirinya enggan melakukan investasi pada aset kripto, termasuk Bitcoin dan NFT. Apa sejatinya yang dimaksud dengan greater fool theory dan benarkah aset-aset digital tersebut seperti penilaian Bill Gates?

The greater fool theory adalah sebuah gagasan bahwa seseorang dapat menghasilkan uang dengan membeli aset yang nilainya terlalu tinggi (overvalued) dan menjualnya kembali untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari. Teori ini percaya bahwa akan selalu memungkinkan untuk menemukan seseorang yang bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk aset overvalued. Seorang investor yang menganut kepada greater fool theory akan membeli aset yang berpotensi mencapai nilai terlalu tinggi tanpa memperhatikan nilai fundamentalnya.

Pendekatan greater fool theory cukup spekulatif karena didasarkan pada keyakinan bahwa seorang investor dapat menghasilkan uang dengan bertaruh (gambling) pada harga aset di masa depan. Investor penganut greater fool theory meyakini bahwa mereka akan selalu dapat menemukan investor yang lebih “naif” yang bersedia membayar lebih tinggi dari yang orang lain lakukan. Ketika ada krisis, aset tersebut akan mengalami aksi jual besar-besaran yang menyebabkan penurunan yang cepat dalam nilai aset.

Tidak hanya Gates, Warren Buffett pada tahun 2020 juga menyebutkan, aset kripto pada dasarnya tidak memiliki nilai.

“Anda tidak dapat melakukan apa pun dengannya kecuali menjualnya kepada orang lain.” Poin yang dibuat Gates dan Buffett adalah bahwa kripto tidak menawarkan nilai di dunia nyata,” kata Buffett. Namun, benarkah demikian?

Menurut Vice President (VP) Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto, saat ini meskipun benar bahwa hanya ada sedikit aplikasi kripto dan NFT di kehidupan nyata, masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah Bitcoin atau aset kripto lainnya praktis tidak berguna.

“Sebelumnya kita pahami dulu, greater fool theory dalam literatur keuangan adalah Anda tidak boleh berinvestasi dalam sesuatu, jika nilainya hanya bergantung pada penjualannya kepada orang lain dengan harga lebih tinggi. Kripto dan NFT kini hanya dipandang hanya sebatas permukaan dari potensi besar Bitcoin dan teknologi blockchain,” kata Cenmi dalam keterangan tertulis untuk Pajak.com Jumat (15/6/22).

Cenmi menganalogikan Bitcoin seperti komoditas minyak bumi pada tahun awal penemuannya, di mana kegunaannya hanya sebatas menjadi penerangan, tetapi belum bisa digunakan untuk menggerakkan mobil, pesawat, dan lainnya. Sama seperti Bitcoin, minyak bumi adalah komoditas yang terbatas, tetapi penggunaan di dunia nyata bermakna. Demikian halnya dengan Bitcoin yang  saat ini penggunaannya masih terbatas, hanya untuk menyimpan tabungan di luar sistem mata uang fiat, transfer uang melintasi perbatasan dan untuk menyelesaikan transaksi besar dengan cepat dan tidak dapat diubah.

“Di negara-negara tertentu, ini merupakan terobosan yang dinantikan untuk revolusi layanan keuangan sentralisasi,” ujar Cenmi.

Investor yang membeli Bitcoin hari ini bertaruh akan ada penggunaan masa depan yang dibangun di atas kemampuan yang sekarang dengan bantuan teknologi blockchain dan bisa berdampak lebih besar daripada kapitalisasi pasarnya saat ini.

Bitcoin dan minyak bumi sama-sama terbatas atau langka. Logika di balik nilai Bitcoin bagi investor saat ini, menurut Cenmi bukan hanya tentang berharap untuk “orang bodoh” membeli lebih besar, melainkan membeli aset yang langka sebelum permintaan berkembang sepenuhnya. Cenmi  berpandangan, membeli Bitcoin hari ini seperti membeli minyak pada abad ke-18 setelah melihat kegunaan awalnya. Dan tidak seperti minyak, dengan Bitcoin, investor tidak terburu-buru, karena sebagai aset digital, dapat menyimpannya dengan murah selama bertahun-tahun sambil menunggu permintaan meningkat.

Cenmi mengatakan, perkembangan dunia digital tergolong skeptis pada awalnya. Orang tidak mengira media digital akan menggantikan surat kabar, tidak percaya bahwa iklan digital dapat bersaing dengan media cetak dan TV, dan sangat skeptis bahwa e-commerce bersaing dengan toko fisik. Bitcoin dan teknologi blockchain dalam jalan yang sama untuk adopsi yang lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat di berbagai sektor.

Terlepas dari kontroversi itu, di penghujung pekan keempat Juni 2022 ini, investor aset kripto tampaknya bisa bernafas lega melihat kondisi market. Market kripto akhirnya bisa sedikit comeback menuju zona hijau menjelang akhir pekan. Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap telah tampil gemilang menuju zona hijau dalam perdagangan 24 jam terakhir. Misalnya saja, dari pantauan CoinMarketCap, Jumat (24/6) jam 13.00 WIB, nilai Bitcoin kembali tumbuh dengan harga 21.106 dollar AS atau tumbuh 4,12 persen. Altcoin lainnya pun tak kalah meroket. Nilai Ethereum (ETH) ikut naik 6,67 persen ke 1.149 dollar AS. Solana (SOL) dan XRP bahkan melonjak lebih dari 10 persen. Binance Coin (BNB), Cardano (ADA) dan Dogecoin (DOGE) tumbuh lebih dari 5 persen sehari belakangan.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version