Menu
in ,

Analis: Dampak Tapering The Fed Tak Sedahsyat 2013

Dampak Tapering The Fed Tak Sedahsyat 2013

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) mengumumkan akan memulai pengurangan program pembelian obligasi atau tapering pada akhir bulan November 2021. Keputusan ini menjadi langkah pertama bagi The Fed untuk menarik kembali sejumlah bantuan yang telah diberikan The Fed kepada pasar dan ekonomi negaranya sepanjang pandemi COVID-19. Namun, sejumlah analis memperkirakan dampak kebijakan tapering terhadap pasar modal Indonesia pada 2021 tidak akan sebesar dampak langkah serupa pada 2013 silam.

“Kami telah melewati tahun 2013 dan 2018, dan saya tidak berpikir itu hal yang sama dalam siklus kenaikan suku bunga ini,” kata Head of Asia Fixed Income Principal Global Investors Howe Chung Wan seperti dikutip Reuters Sabtu (6/11/21).

Chung mengatakan, alih-alih memikirkan The Fed, pihaknya lebih suka melakukan eksposur selektif ke pasar negara berkembang (emerging markets), seperti pasar kredit dan harga komoditas yang bergejolak, serta arus ekuitas yang mendukung mata uang Indonesia.

Chung mengatakan, antusiasme untuk listing yang akan datang telah menarik uang tunai ke pasar saham Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Apalagi saat ini kondisi menuju tahun terbaiknya sejak 2017 lalu.

Selain itu, spesialis investasi untuk ekuitas Asia Pasifik dan Cina dari BNP Paribas Wealth Management Jessica Tea menilai, Indonesia adalah eksportir terbesar batu bara dan sawit di dunia keduanya. Saat ini kedua komoditas itu tengah membuat surplus perdagangan Indonesia ke level rekor dan menjanjikan insentif pajak yang telah menenangkan investor obligasi negara.

“Indonesia telah mendapat banyak manfaat dari krisis energi ini. Kami juga melihat kelas menengah yang tumbuh dan pendapatan rumah tangga yang meningkat, Indonesia mungkin merupakan salah satu eksposur favorit kami di kawasan ini,” kata Jessica.

Sementara itu, Head Of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M juga menilai, isu tapering The Fed tidak memiliki dampak yang terlalu signifikan ke pasar modal Indonesia.

“Dampak dari tapering juga tidak terlalu signifikan untuk market Indonesia. Jadi, walaupun terjadi capital outflow, enggak akan terlalu berdampak signifikan terhadap IHSG,” kata Roger.

Roger menyampaikan, saat ini yang menjadi sentimen pasar adalah hasil laporan keuangan emiten pada kuartal III tahun 2021. Selain itu, data-data ekonomi domestik, seperti kinerja PMI Manufaktur Global selama 16 bulan masih ekspansi di mana per Oktober 2021 tercatat naik menjadi 54,3 dan domestik mencetak rekor tertinggi 57,2. Roger memperkirakan, pada Desember 2021, pasar akan cenderung melakukan window dressing sebagai hasil dari laporan keuangan emiten di kuartal III tahun 2021 dan efek dari ekonomi yang mulai membaik.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version