Airlangga: Pemerintah Bakal Genjot Hilirisasi Mineral untuk Mendongkrak Devisa Negara
Pajak.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah bakal menggenjot hilirisasi pengolahan mineral strategis untuk mendongkrak devisa negara dan membangun kemandirian industri nasional.
Menurut Airlangga, pengolahan mineral strategis seperti tembaga dan emas tidak hanya menjadi sumber pendapatan negara, tetapi juga bagian dari strategi memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan sistem keuangan berbasis aset riil.
Dalam pernyataannya, Airlangga mengungkapkan bahwa Freeport Indonesia kini mampu memproduksi sekitar 70 ton emas per tahun, dan jumlah ini dipandang cukup signifikan jika dibandingkan dengan cadangan emas di sejumlah negara tetangga. Produksi tersebut tidak hanya menjadi sumber devisa penting, tetapi juga bagian dari strategi nasional dalam memperkuat sistem keuangan berbasis aset riil.
Airlangga menilai bahwa pengelolaan emas dan mineral strategis tidak hanya memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, tetapi juga berperan dalam mitigasi risiko ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, hilirisasi tidak semata-mata fokus pada nilai tambah industri, melainkan juga diarahkan untuk penguatan fundamental fiskal nasional.
Selain dorongan pada sektor hilirisasi, pemerintah juga memperkenalkan inovasi keuangan berbasis syariah yang disebut Bullion Bank atau Bank Emas. Airlangga menyebut bahwa konsep ini dikembangkan sebagai alternatif simpanan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti perempuan, dengan menggunakan emas sebagai instrumen utama.
“Bank Emas ini syariah compliant banget. Kenapa kita mau bangun Pegadaian? Saya lihat emas itu dalam beberapa tahun terakhir dalam setiap krisis ternyata naik. Jadi bukan DPK, Dana Pihak Ketiga dikembangkan, tapi emas yang ditaruh di Pegadaian itu naik,” ujar Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonom Islam Indonesia yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Jakarta, dikutip Pajak.com pada Sabtu (17/5/25).
Emas dinilai sebagai aset yang memiliki kestabilan tinggi, khususnya saat ekonomi mengalami tekanan. Dengan mekanisme yang sesuai prinsip syariah, Bank Emas diharapkan dapat menjadi bagian dari sistem keuangan yang inklusif dan berdaya tahan tinggi, sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap instrumen penyimpanan nilai yang aman.
Langkah ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap pasar global, sekaligus mengarahkan Indonesia pada sistem ekonomi yang berdaulat, resilien, dan inklusif, sejalan dengan visi pembangunan jangka panjang.
Comments