Menko Airlangga Ungkap Pemerintah Punya Potensi Tarik Devisa 8 Miliar Dolar AS dari Jamaah Haji RI Lewat QRIS
Pajak.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah memiliki potensi tarik devisa sebesar 8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dari jamaah haji Indonesia lewat transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang terintegrasi antara Bank Indonesia (BI) dan otoritas moneter Arab Saudi.
“Kalau kita siapkan akomodasinya di sana, maka untuk 8 billion ini sebagian bisa kita tarik pulang lagi ke Indonesia kalau misalnya kita menggunakan QRIS-nya BI dengan Bank Central-nya Saudi sehingga para jamaah umroh dan haji bayarnya pakai QRIS saja. Jadi, uangnya balik lagi ke Indonesia,” ujar Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi Islam Indonesia, dikutip Pajak.com pada Jumat (16/5/25).
Menurutnya, nilai devisa tersebut dapat dimaksimalkan sebagai peluang pasar bagi pelaku usaha nasional, terutama dalam penyediaan makanan, akomodasi, dan layanan pendukung bagi jamaah Indonesia di Timur Tengah. Upaya ini menjadi bagian dari strategi memperluas peran pelaku industri halal nasional secara global.
Dalam kesempatan itu, Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah menempatkan ekonomi syariah sebagai salah satu prioritas nasional. Menurutnya, pengembangan dilakukan secara inklusif melalui peningkatan investasi di sektor industri halal, penguatan sistem keuangan syariah, serta dukungan teknologi yang memperkuat ekosistem ekonomi berbasis syariah.
Dalam paparannya, Airlangga menekankan bahwa sektor makanan dan minuman halal kini telah menyumbang hampir 40 persen dari total aktivitas ekonomi nasional. Pemerintah juga telah membuat terobosan penting dalam mendukung pelaku UMKM halal dengan menghapus biaya sertifikasi dan menyederhanakan proses deklarasi mandiri melalui pendekatan transparansi komposisi produk.
“Pemerintah sudah mengambil keputusan melalui undang-undang bahwa untuk UMKM halalnya gratis dan diberi kewenangan untuk semacam self-assessment menyatakan halal,” jelasnya.
Untuk diketahui bahwa, Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi syariah global dengan jumlah penduduk muslim mencapai 245,97 juta jiwa pada tahun 2024.
Kontribusi ekonomi syariah dalam PDB tahun 2024 juga tercatat sebesar 46,71 persen% yang menunjukkan bahwa sektor utama ekonomi syariah mampu menjadi pendorong pertumbuhan di sektor riil. Berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report 2023/2024, Indonesia juga menempati peringkat ke-3 dalam Global Islamic Economy Indicator.
Comments