Menu
in ,

3 Usul Kebijakan Akselerasi Penggunaan Kendaraan Listrik

3 Usul Kebijakan Akselerasi Penggunaan Kendaraan Listrik

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Direktur sekaligus External Affairs Team Hyundai Motor Asia Pacific Headquarters Tri Wahono Brotosanjoyo mengusulkan agar pemerintah memberikan kebijakan uang muka atau down payment (DP) nol persen, diskon khusus tarif tol, dan parkir gratis untuk kendaraan listrik (electric vehicle). Tiga kebijakan itu diyakini akan mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

“Karena saat ini biaya tol hampir 3 kali dari biaya pengisian baterai EV. Biaya tol dari Jakarta ke Surabaya itu hampir Rp 800 ribu atau Rp 700 ribu. Sementara charge-nya sendiri enggak sampai Rp 300 ribu,” kata Tri Wahono dalam diskusi virtual, pada (20/11).

Selain usulan kebijakan akselerasi penggunaan kendaraan listrik, Hyundai juga mengusulkan supaya setiap daerah mewajibkan untuk pengadaan mobil listrik agar membantu penyerapan produksi kendaraan listrik. Secara simultan, pemerintah juga harus memberikan sosialisasi positif dalam penggunaan kendaraan listrik kepada masyarakat.

“Berikan sosialisasi mengenai image positif dari EV pada sisi emisi, operasi, dan maintenance. Pemerintah perlu mendorong pemasangan charging stations dengan menggandeng investor, ini dalam rangka mendukung infrastruktur kendaraan listrik. Kami juga mengusulkan perlindungan jaminan keamanan investasi dan sosial. Karena investasi yang cukup besar dan berisiko di bidang EV,” jelas Tri Wahono.

Chief Operating Officer (COO) Hyundai Motor Asia Pacific Lee Kang Hyun menambahkan, pihaknya ingin pemerintah berpihak kepada industri kendaraan listrik secara komprehensif dan konsisten, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan perpajakan.

“Kami juga mengusulkan komponen pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) yang nol persen bersifat nasional, karena selama ini, baru Pemda Jakarta yang menerapkan BBNKB 0 persen mobil listrik,” kata Lee.

Seperti diketahui, saat ini Hyundai tengah membuat pabrik kendaraan listrik bersama LG Energy Solution dan PT Industri Baterai Indonesia di Cikarang, Jawa Barat. Nilai investasi pabrik berkapasitas produksi mencapai 150.000–200.000 unit per tahun ini mencapai 1,5 miliar dollar AS. Pabrik ini melakukan perakitan; riset dan pengembangan; press body and painting; serta supporting equipment lainnya. Perusahaan menargetkan kendaraan listriknya akan diluncurkan pada Maret 2022.

Pemerintah telah menargetkan produksi kendaraan listik mencapai 600 ribu unit untuk roda 4 dan roda 2 sebanyak 2,45 juta unit pada tahun 2030. Kendaraan listrik itu tidak hanya diproduksi untuk kebutuhan domestik saja, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan 80 persen produksinya dapat diekspor.

“Perusahaan LG dan Hyundai telah memiliki pasar yang cukup luas di dunia internasional. Sebab itu, akses pasar untuk kendaraan listrik pun tidak perlu diragukan lagi. Tahap awal ini, 80 persen kendaraan listrik yang diproduksi akan ekspor. Market mereka yang urus, makanya di sini kelihaian kita memainkan peran. Produk yang kita punya pasti akan ekspor,” kata Bahlil.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version