Menu
in ,

Singapura Naikkan Tarif GST dan Pajak Orang Kaya

Singapura Naikkan Tarif GST dan Pajak Orang Kaya

FOTO: IST

Pajak.com, Singapura – Pemerintah Singapura menaikkan tarif pajak barang dan jasa (goods and services tax/GST) serta kelompok berpenghasilan lebih tinggi alias orang kaya mulai tahun depan. Kenaikan tarif pajak ditetapkan pemerintah sebagai dampak dari lesunya kinerja ekonomi yang disebabkan pandemi sembari mempertahankan daya tarik negara sebagai pusat keuangan global.

Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong menjelaskan, pemerintah akan menaikkan tarif GST dalam dua tahap. Pertama, dilakukan mulai Januari 2023, dari 7 persen menjadi 8 persen. Kedua, dilakukan mulai Januari 2024, dari 8 persen menjadi 9 persen.

“Saya memahami kekhawatiran warga Singapura tentang kenaikan GST yang terjadi bersamaan dengan kenaikan harga. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menunda kenaikan GST hingga 2023 dan mengubah kenaikannya menjadi dua langkah,” kata Wong, seperti dikutip Reuters, (22/2).

Selain itu, rencana peningkatan tarif pajak penghasilan (PPh) bagi orang kaya, meliputi kepemilikan properti residensial dan mobil mewah. Terkait pajak properti residensial, pemerintah akan meningkatkan tarif pajak properti yang tidak ditempati pemilik atau sebagai aset investasi. Untuk kondisi ini Singapura akan menaikkan tarif pajak properti dari yang sebelumnya 10 persen–20 persen menjadi 12 persen–36 persen.

“Penyesuaian pajak ini akan membantu meningkatkan pendapatan tambahan (negara) dan juga berkontribusi pada struktur pendapatan yang lebih adil,” kata Wong.

Selanjutnya, pemerintah juga akan mengerek PPh marjinal teratas atau tarif personal income tax (PIT), yang berlaku mulai tahun penilaian 2020. Rinciannya, penghasilan yang lebih dari 500 dollar AS hingga 1 juta dollar AS akan dikenakan pajak sebesar 23 persen, sedangkan penghasilan lebih dari 1 juta dollar AS dikenakan pajak sebesar 24 persen. Dua tarif pajak itu lebih tinggi dari tarif saat ini sebesar 22 persen.

“Peningkatan ini diperkirakan akan memengaruhi 1,2 persen dari pembayar pajak penghasilan pribadi teratas dan akan meningkatkan 170 juta dollar AS pendapatan pajak tambahan per tahun,” ujar Wong.

Ia menekankan, kenaikan pajak ini merupakan upaya Singapura dalam meningkatkan pendapatan negara untuk mendanai pengeluaran masa depan yang diperkirakan dapat mencapai lebih dari 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2030.

“Selama dua tahun terakhir, pemerintah juga telah berkomitmen hampir 100 miliar dollar AS untuk melindungi masyarakat, bisnis, dan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19,” kata Wong.

Pemerintah memperkirakan, defisit anggaran akan mencapai 5 miliar dollar AS di tahun 2021. Sementara defisit anggaran pada tahun ini diproyeksi mencapai sebesar 3 miliar dollar AS. Adapun total belanja negara untuk tahun 2022 sebesar 102,4 miliar dollar AS—meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 98,4 miliar dollar AS.

“Pemerintah akan menghabiskan total sekitar 9 miliar dollar AS selama lima tahun ke depan untuk langkah-langkah membantu pekerja berupah rendah. Ini juga akan dibelanjakan pada skema untuk membangun kemampuan digital untuk bisnis dan pekerja,” ungkap Wong.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version