DPR AS Loloskan RUU Pajak “One Big, Beautiful Bill”, Trump Desak Senat Segera Sahkan
Pajak.com, Washington D.C. — Presiden Donald Trump kembali mengguncang panggung politik Amerika Serikat (AS). Pasalnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS yang dikuasai Partai Republik secara dramatis mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak andalan Trump bertajuk “One Big Beautiful Bill”. Beberapa poin dari paket kebijakan kontroversial ini yaitu memperpanjang pemotongan pajak besar-besaran sekaligus memangkas dana jaminan sosial dan kesehatan publik.
RUU ini lolos dengan selisih suara sangat tipis, hanya satu suara. Ketua DPR AS Mike Johnson secara resmi mengumumkan hasil pemungutan suara tersebut dengan pernyataan tegas.
“Dalam pemungutan suara ini, jumlah suara setuju adalah 215 dan yang menolak 214, dengan 1 orang memilih abstain. RUU ini disahkan,” kata Johnson dalam rapat yang digelar di Gedung Capitol, Washington D.C., AS, dikutip Pajak.com, Sabtu (24/5/2025).
RUU ini digadang-gadang sebagai pilar utama agenda kebijakan domestik Trump menjelang Pemilu Presiden AS 2024. Di dalamnya tercantum janji baru seperti pembebasan pajak atas uang tip dan lembur, serta kelanjutan pemotongan pajak badan dan orang pribadi yang pertama kali diberlakukan pada masa jabatan pertamanya.
Namun, di balik janji manis itu, Congressional Budget Office (CBO) mengungkapkan dampak fiskal yang mencemaskan: RUU ini diperkirakan akan menambah defisit anggaran federal sebesar 2,4 triliun dolar AS (sekitar Rp38.400 triliun) dalam 10 tahun ke depan. Potensi pemangkasan dana Medicare hampir 500 miliar dolar AS dan pencabutan perlindungan Medicaid untuk sekitar 8,7 juta warga AS turut menuai kritik tajam dari kalangan Demokrat dan aktivis kebijakan publik.
Di sisi lain, Trump menyambut hasil pemungutan suara itu dengan antusias. Melalui Truth Social, ia menulis, “Ini mungkin adalah RUU paling signifikan yang pernah ditandatangani dalam sejarah negara kita!” Ia juga mendesak Senat segera mengesahkan RUU tersebut. “Sekarang, saatnya teman-teman kita di Senat untuk bekerja dan mengirimkan RUU ini ke meja saya SECEPAT MUNGKIN! Tidak ada waktu untuk disia-siakan.”
Pasar finansial langsung merespons. Imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak ke level tertinggi sejak Februari, menandakan kekhawatiran investor terhadap prospek fiskal jangka panjang Negeri Paman Sam ini.
Dikutip dari laporan The Washington Post, RUU ini disusun berdasarkan inisiatif Trump sendiri. Banyak isi di dalamnya berasal dari janji kampanye yang bernada populis. Bahkan, Trump terlibat langsung dalam proses penggalangan suara—mulai dari menghubungi anggota parlemen dari belakang layar hingga mengundang faksi konservatif garis keras ke Gedung Putih beberapa jam sebelum pemungutan suara.
Tantangan pun datang dari dua arah. Kelompok konservatif menuntut pemangkasan anggaran yang lebih dalam, sementara kubu moderat dari negara bagian dengan pajak tinggi menuntut konsesi pajak. Hasilnya, Trump menawarkan peningkatan batas pengurangan pajak lokal dari 10.000 dolar AS menjadi 40.000 dolar AS mulai 2025, demi menarik dukungan dari Partai Republik wilayah “blue states”.
Kini, bola panas RUU ini berpindah ke Senat AS, di mana perdebatan diprediksi lebih tajam. Senat AS, yang didominasi Partai Demokrat, diprediksi akan melakukan revisi besar-besaran. Beberapa senator Republik juga menyuarakan keberatan terhadap ketentuan Medicaid dan potongan pajak daerah (SALT).
Senator AS Ron Johnson bahkan menegaskan, “Trump tidak bisa menekan saya seperti dia menekan anggota DPR.” Sementara Pemimpin Minoritas DPR AS Hakeem Jeffries menyebutnya sebagai pemangkasan layanan kesehatan terbesar dalam sejarah AS untuk memberi pemotongan pajak terbesar bagi para miliarder. Target Partai Republik adalah mengesahkan RUU ini sebelum 4 Juli, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan AS.
Comments