Menu
in ,

Tips Hemat BBM di Tengah Kenaikan Harga

Tips Hemat BBM di Tengah Kenaikan Harga

FOTO: IST

Tips Hemat BBM di Tengah Kenaikan Harga – Invasi Rusia terhadap Ukraina masih terus menghadirkan dampak terhadap perekonomian dunia. Salah satu akibat yang ditimbulkan adalah naiknya harga minyak mentah. Kenaikan harga minyak mentah dunia sebagai bahan baku Bahan Bakar Minyak (BBM) tak ayal membuat harga BBM naik pula. Mengutip CNN (01/04/2022), harga minyak mentah berjangka Brent melonjak hingga US$112,07 per barel, sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mencapai US$109,7 per barrelnya. Hal ini disinyalir disebabkan meningkatnya kekhawatiran pasar atas invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina.

Sebagaimana diketahui, Rusia merupakan salah satu produsen terbesar minyak bumi secara global. Terjadinya konflik Rusia dan Ukraina dikhawatirkan menyebabkan pasokan minyak bumi global akan terhambat. Apalagi, negara-negara barat saat ini berlomba-lomba menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Sehingga, bukan tidak mungkin Rusia akan menyetop ekspor minyak buminya, yang pastinya akan mengganggu rantai pasokan minyak bumi global.

Di Indonesia, kenaikan harga minyak mentah dunia ini menyebabkan Pertamina menyesuaikan harga BBM. Sebagai negara pengimpor minyak mentah tentu Indonesia akan merasakan dampak kenaikan harga minyak mentah Internasional. Menurut data BPS, hingga Januari 2022, nilai impor migas Indonesia mencapai US$ 18,23 miliar.

Penyesuaian harga BBM telah dilakukan Pertamina mulai Maret 2020. Adapun BBM yang disesuaikan adalah BBM nonsubsidi. Untuk BBM subsidi yakni Pertamax dan Pertalite tidak mengalami perubahan. Per Maret 2022, BBM non-subsidi Pertamax Turbo naik Rp 1.000 menjadi Rp 14.500 per liter, Pertamax Dexliter naik Rp 800 menjadi Rp 12.950 per liter, dan Pertamax Dex naik Rp 500 menjadi Rp 13.700 per liternya.

Kenaikan harga BBM dalam negeri ini tentunya akan berdampak terhadap berbagai sektor, terutama akibat kenaikan biaya logistik. Kenaikan biaya logistik akan membuat para penjual menaikkan pula harga barang yang dijualnya. Kenaikan harga barang-barang dapat menyebabkan inflasi dalam negeri, sehingga akan menimbulkan efek-efek berantai lain, seperti kenaikan suku bunga acuan oleh BI, serta kenaikan bunga kredit perbankan. Hal ini tentu akan membuat kehidupan masyarakat semakin berat akibat meningkatnya biaya hidup. Untuk menghadapi hal tersebut dan menghemat kondisi keuangan, bagaimana menyiasati kenaikan harga BBM saat ini?

Pertama-tama adalah mengurangi penggunaan mobil, serta kendaraan bermotor ber-cc tinggi lainnya dalam jarak dekat. Penggunaan mobil dan motor ber-cc sudah pasti lebih boros BBM daripada motor dengan kapasitas cc lebih rendah. Untuk melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya pergi ke kantor atau ke pasar, lebih baik menggunakan motor. Bisa juga menggunakan jasa angkutan umum, apabila tersedia di lokasi Anda. Mobil Anda dapat digunakan saat melakukan perjalanan jauh atau rekreasi dengan keluarga di akhir pekan. Hal ini akan menghemat konsumsi BBM dan tentunya menghemat pengeluaran untuk berjaga-jaga apabila terjadi inflasi kedepannya.

Yang kedua adalah kurangi biaya nongkrong. Nongkrong merupakan aktivitas tersier yang tentunya dapat dikurangi. Apabila masih ingin nongkrong bersama teman-teman, lebih baik berboncengan atau menggunakan jasa ojek online untuk bepergian. Dengan begitu akan mengurangi konsumsi BBM yang dikeluarkan, dan dapat membagi biaya BBM dengan teman. Aksi ini dibutuhkan di tengah lonjakan harga berbagai barang belakangan ini. Dengan mengurangi biaya nongkrong dan menyisihkannya untuk biaya “jaga-jaga”, kita dapat mengantisipasi apabila terjadi inflasi kedepannya.

Yang terakhir adalah menerapkan cara berhemat dalam mengemudikan kendaraan. Mengemudikan secara perlahan adalah salah satu cara menghemat konsumsi BBM. Meskipun jarak yang ditempuh sama, mengemudikan kendaraan secara perlahan ternyata membuat konsumsi BBM lebih efisien, karena tidak membuat mesin bekerja lebih kuat. Lebih baik mengemudikan kendaraan dengan kecepatan konstan daripada menginjak pedal gas terlalu dalam tetapi banyak mengerem. Cara lainnya adalah hindari berhenti dengan mesin menyala dalam waktu lama. Mesin menyala akan membuat mesin tetap bekerja, meskipun dalam kondisi berhenti. Hal ini tentu membuat konsumsi BBM lebih boros. Dan yang terpenting adalah merawat mesin kendaraan dengan baik. Gunakan oli mesin yang sesuai dengan motor, jangan gunakan oli yang terlalu murah. Periksa kondisi ban secara berkala dan kurangi beban yang dibawa oleh kendaraan supaya mesin tidak bekerja terlalu keras.

Di tengah kenaikan harga BBM nonsubsidi, tetap gunakan BBM dengan oktan tinggi yang tentunya cocok untuk kendaraan. Hindari kebutuhan tersier yang tidak perlu untuk menyediakan dana cadangan apabila terjadi inflasi besar-besaran akibat kenaikan harga barang-barang.

 

*Penulis Adalah Mahasiswa PKN STAN, Jurusan D-III Perpajakan

*Informasi yang disampaikan dalam Artikel ini sepenuhnya merupakan Tanggung Jawab Penulis

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version