in ,

Sawit Kontinu, Ekonomi Maju: BPDPKS Inisiasi TransHi & Hilirisasi

BPDPKS Hilirisasi
FOTO: IST

Sawit Kontinu, Ekonomi Maju: BPDPKS Inisiasi TransHi & Hilirisasi

Halaman Sampul
http://Penulis

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) merupakan lembaga di bawah Menteri Keuangan yang berperan sentral dalam transformasi industri kelapa sawit Indonesia menjadi sektor yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon. Melalui program-program inovatif dan pendanaan strategis, BPDPKS secara aktif mendukung upaya dekarbonisasi sektor sawit, seperti meningkatkan efisiensi produksi, mengembangkan teknologi ramah lingkungan, dan meremajakan perkebunan. Selain itu, BPDPKS juga mendorong peningkatan nilai tambah produk kelapa sawit melalui hilirisasi industri sehingga mampu meningkatkan penerimaan negara secara berkelanjutan. Melalui pendekatan terpadu ini, BPDPKS memastikan bahwa industri kelapa sawit tetap menjadi pilar penting perekonomian nasional sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Potret Perkebunan Kelapa Sawit
http://Penulis

Salah satu fokus utama BPDPKS adalah mendukung dekarbonisasi sektor kelapa sawit, yaitu upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama proses produksi dan distribusi kelapa sawit. Oleh karena itu, BPDPKS menjalankan sejumlah program yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi produksi melalui peremajaan perkebunan kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif. Sebagai contoh, program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menunjukkan keberhasilan yang signifikan melalui Koperasi Unit Desa (KUD) Barokah Jaya yang berhasil memanen lebih dari 1.500 ton sawit dari kebun sawit yang telah diremajakan seluas 310 hektar. Sebagai dampak ekonominya, para petani yang terlibat dalam program ini memperoleh pendapatan sekitar Rp4-5 juta dari hasil panen sehingga kesejahteraannya meningkat. Di samping itu, BPDPKS turut mendorong penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan dalam proses produksi, termasuk pengembangan bioenergi dari minyak kelapa sawit, seperti biodiesel. Sebagai contoh, program mandatori B30 yang mewajibkan pencampuran 30% biodiesel dalam bahan bakar diesel merupakan salah satu bentuk inovasi yang berperan besar dalam menurunkan emisi karbon di sektor energi. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), implementasi B30 mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 22,28 juta ton CO₂eq pada tahun 2020. Selain itu, penerapan B30 juga memberikan manfaat ekonomi yang besar karena terbukti mampu menghemat devisa negara sebesar Rp63,39 triliun pada tahun 2020.

Baca Juga  KADIN Luncurkan “White Paper” Strategi Capai Pertumbuhan 8 Persen, Digitalisasi hingga UMKM Jadi Kuncinya
Program PSR Muba sukses diterapkan KUD Barokah Jaya yang kini panen ribuan ton sawit
http://rmolsumsel.id
Presiden RI ke-7, Joko Widodo, meresmikan implementasi program Biodiesel 30 atau B30 bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kanan) dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (tengah) di SPBU Pertamina, Jl. MT. Haryono, Jakarta
http://katadata.co.id
Jokowi sebut program B30 bisa menghemat devisa hingga Rp63 Triliun saat berpidato dalam acara pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta
http://tirto.id

Di sisi lain, BPDPKS memiliki peran strategis dalam mendorong hilirisasi industri kelapa sawit di Indonesia. Hilirisasi ini tidak hanya berfokus pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk kelapa sawit melalui pengembangan berbagai produk turunan, seperti biofuel, oleokimia, dan produk pangan berbasis sawit. Berikut adalah beberapa contoh nyata dari upaya BPDPKS dalam mendukung hilirisasi industri kelapa sawit:

1. Penerapan Sertifikasi ISPO

Salah satu inisiatif utama BPDPKS adalah mendorong penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Sertifikasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua pengusaha kelapa sawit memenuhi standar pertanian yang berkelanjutan. Dalam hal ini, BPDPKS memberikan pelatihan kepada petani mengenai legalisasi dan syarat-syarat untuk mendapatkan sertifikat ISPO. Oleh karena itu, diharapkan lebih banyak petani dapat terlibat dalam proses sertifikasi yang pada gilirannya akan meningkatkan standar keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia dan memperkuat posisinya di pasar global.

Baca Juga  Sumbangan dan CSR dalam perpajakan
Program Pengembangan SDM PKS yang dilaksanakan oleh BPDPKS, Kementerian Pertanian Indonesia, dan Mutu Institute di 5 Provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Jambi, dan Kalimantan Selatan
http://Saluran%20YouTube Mutu Institute

2. Pengembangan Produk Olahan Sawit

BPDPKS juga aktif dalam mendukung pengembangan produk olahan berbasis minyak sawit, misalnya pengembangan beragam produk inovatif dari pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), seperti virgin red palm oil, bolder kaltara palm oil, mie instan, rendang sawit, bolu, dan kue kering. Dengan begitu, produk-produk ini dapat meningkatkan nilai tambah sekaligus memperkaya keragaman kuliner di Indonesia. Selain itu, BPDPKS juga berperan dalam mempromosikan manfaat kesehatan dari minyak sawit yang kaya akan vitamin dan antioksidan sehingga dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keunggulan produk berbasis sawit.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar Expo Border Kaltara Palm Oil di Hotel Royal Tarakan untuk Memperkenalkan Produk Hilirisasi Kelapa Sawit
http://news.majalahhortus.com
BPDPKS gelar Talkshow "Sejuta Manfaat Kebaikan Sawit: Minyak Kelapa Sawit Ternyata Bisa Dibuat untuk Pakaian hingga Skincare"
http://dream.co.id

3. Penelitian dan Pengembangan

BPDPKS juga berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mendukung hilirisasi industri sawit, misalnya penelitian tentang peningkatan produktivitas tanaman, penerapan teknologi pengolahan, dan inovasi produk baru yang dapat dihasilkan dari kelapa sawit. Dengan dukungan ini, diharapkan industri hilir dapat berkembang lebih cepat dan menghasilkan produk-produk bernilai tinggi yang dapat bersaing di pasar internasional

BPDPKS dukung penelitian dan pengembangan berkelanjutan melalui Pekan Riset Sawit 2024
http://djpb.kemenkeu.go.id

4. Peningkatan Nilai Ekspor

Sejak tahun 2015, BPDPKS telah konsisten mendorong hilirisasi industri kelapa sawit untuk meningkatkan nilai tambah domestik dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah. Melalui berbagai program dan kebijakan yang didukung oleh pemerintah, seperti sosialisasi hilirisasi produk turunan kelapa sawit dan pemberian fasilitas fiskal berupa pengurangan pajak penghasilan bagi industri kelapa sawit, BPDPKS telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi produk olahan sawit, membuka peluang pasar baru, serta menciptakan lapangan kerja.

Baca Juga  Menteri Maman: Tidak Semua Pelaku UMKM Dapat Penghapusan Utang
DPR RI bersama BPDPKS dan Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Pemerintah (LKSP) melaksanakan kegiatan “Sosialisasi & Expo Sawit Baik Indonesia 2023” dengan tema “Hilirisasi Produk Turunan Kelapa Sawit untuk Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan” di Taman Sagati Margacinta, Kec. Cijulang, Kab. Pangandaran, Provinsi Jawa Barat
http://jabar.viva.co.id

Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh BPDPKS, masa depan industri kelapa sawit Indonesia tampak semakin cerah dan berkelanjutan. Melalui program-program inovatif yang mendukung dekarbonisasi, penerapan teknologi ramah lingkungan, dan hilirisasi, BPDPKS memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi produksi dan kesejahteraan petani, serta memperkuat perekonomian nasional. Dalam hal ini, inisiatif seperti program peremajaan sawit rakyat dan pengembangan produk olahan berbasis sawit menunjukkan bahwa keberlanjutan dan profitabilitas dapat berjalan beriringan. Dengan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan, BPDPKS berupaya menjadikan industri kelapa sawit sebagai contoh bagi sektor lainnya sehingga hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak harus mengorbankan lingkungan. Di masa yang akan datang, kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat akan menjadi kunci untuk mewujudkan visi bersama menuju industri kelapa sawit yang lebih hijau dan berkelanjutan.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *