Menu
in ,

Pemerintah Berharap Ada 3 Juta Kendaraan Listrik di 2030

Sony Sulaksono, selaku Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan bahwa pemerintah berharap ada 3 juta kendaraan listrik pada 2030 untuk turunkan 4,6 juta ton emisi karbon.

Sony menambahkan, sampai saat ini sudah ada 22 produsen kendaraan bermotor listrik di Indonesia dan jumlah tersebut diharapkan akan terus bertambah, sehingga rencana 3 juta kendaraan listrik pada 2030 bisa terwujud.

Kemudian, Sony juga menjelaskan bahwa pihaknya telah membuat roadmap untuk mempopulerkan kendaraan listrik berbasis baterai kepada masyarakat. Salah satu langkah nyatanya yaitu dengan mendorong kementerian maupun lembaga pemerintah untuk membeli kendaraan listrik sehingga ekosistem kendaraan listrik bisa berkembang di lingkup pemerintahan.

Jika dilihat dari sisi harga, kendaraan listrik memang harganya lebih tinggi daripada kendaraan biasa. Maka dari itu, Sony mengatakan bahwa masyarakat harus mendapatkan edukasi terkait kendaraan listrik tersebut. Salah satunya dengan membangun citra positif dengan memperlihatkan keunggulan-keunggulannya.

“Harus ditanamkan bahwa motor listrik ini berbeda, prestisius, sehingga wajar kalau harganya di atas yang biasa. Kemudian, swap baterai ini juga salah satu cara untuk membuat harga kendaraan listrik ini mendekati harga motor konvensional,” ungkapnya.

Langkah Indonesia dalam memprioritaskan percepatan penggunaan kendaraan listrik merupakan keputusan yang tepat. Karena saat ini, dunia sedang mencari jalan keluar atas krisis perubahan iklim dan langkah tersebut merupakan bentuk kontribusi Indonesia.

Percepatan penggunaan kendaraan listrik memiliki tujuan yang sama dengan pajak karbon yang akan berlaku pada 1 April 2022 mendatang yang terdapat dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang telah diundangkan menjadi UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Tujuannya yakni sama-sama untuk mengendalikan krisis perubahan iklim.

Diberlakukannya hal tersebut juga merupakan bentuk pembuktian dari komitmen Indonesia. Melalui Presiden Jokowi dalam Conference of Parties (COP) 21 di Paris pada 2015, mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbon pada 2030 sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen jika dapat bantuan dari luar.

Dalam mendukung tujuan pemerintah tersebut, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan PT TBS Energi Utama Tbk. melalui PT Karya Baru TBS (TBS) resmi meluncurkan perusahaan patungan atau join venture bernama Electrum. Kerja sama tersebut bertujuan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Keduanya memiliki komitmen agar pada 2030 mencapai net zero emission. Sony Sulaksono sangat mengapresiasi hal tersebut.

Kevin Aluwi selaku Co-Founder & CEO Gojek mengatakan bahwa kerja sama yang dilakukannya itu untuk memberikan solusi pada masalah polusi udara yang sudah sangat buruk. Kualitas udara yang dihirup sudah sangat rendah yang sebagiannya disebabkan karena kendaraan-kendaraan yang ada di sekitar kita.

 

* Penulis Adalah Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas: Ekonomi dan Bisnis, Jurusan: Akuntansi, Angkatan 2020

* Informasi yang disampaikan dalam Artikel ini Sepenuhnya merupakan Tanggung Jawab Penulis

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version