Menu
in ,

Ridwan Kamil Ajak Investor Domestik Tanam Modal di Jabar

Ridwan Kamil Ajak Investor Domestik Tanam Modal di Jabar

FOTO: IST

Pajak.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengajak investor domestik maupun luar negeri untuk menanamkan modal di Jabar. Ia menawarkan sejumlah kawasan potensial untuk diinvestasikan, mulai dari pengembangan smart city, infrastruktur, kemaritiman, pariwisata, hingga pertanian. Di tahun 2021, Jabar memiliki target investasi sebesar Rp 717 triliun.

“Dari target potensi Rp 717 triliun yang sudah konkret itu Rp 41 triliun, jadi sisanya akan kami negosiasi dalam dua hari ini. Mayoritas investasi yang ditawarkan berada di Jabar utara, di Kawasan Rebana. Di Jabar selatan terkait investasi di bidang kemaritiman, pariwisata, dan pertanian. Tapi kalau investasi terbesar ada di infrastruktur, lalu pariwisata, dan kawasan-kawasan industri,” jelas Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil ini saat membuka acara The 3RD West Java Investment Summit 2021 yang disiarkan secara virtual, pada (21/10).

Kang Emil memastikan, Jabar telah mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan. Perpres itu menerangkan bahwa Provinsi Jabar memperoleh komitmen dari pusat senilai Rp 400 triliun selama tiga tahun (sampai 2024) untuk pengembangan Kawasan Rebana dan kesetaraan pembangunan di Jabar Selatan.

Sebagai informasi, Kawasan Rebana merupakan wilayah utara Provinsi Jabar yang meliputi beberapa daerah, antara lain Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon. Rencananya, di area seluas 43 ribu hektar itu bakal dikembangkan berbagai industri, salah satunya adalah pengembangan aerocity. 

Selain itu, Kawasan Rebana juga akan dialiri 81 program investasi lainnya dengan total anggaran sebesar Rp 234,6 triliun. Sementara Jabar bagian selatan juga akan dikembangkan sebagai pusat agrikultur, pertanian, pariwisata, dan kemaritiman. Kang Emil optimistis, pembangunan kawasan ini dapat membuka 5 juta lapangan pekerjaan baru pada 2030.

“Saya laporkan juga bahwa awal November 2021 saya diminta untuk menemani Pak Luhut Binsar Pandjaitan ke Abu Dhabi karena Kawasan Rebana dipromosikan ke Timur Tengah,” kata Kang Emil.

Di kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Kawasan Rebana dapat menjadi pendorong ekonomi baru yang unggul dan berdaya saing.

“Saya berharap Pemda Jawa Barat dan seluruh elemen masyarakat bahu-membahu untuk mendukung agar program ini dapat berjalan dengan baik. Kami pemerintah pusat pasti akan mendorong ini,” kata Luhut.

Ia juga melihat ketertinggalan yang terjadi di wilayah selatan Jabar, sehingga investasi perlu terus dipacu oleh semua pihak.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto. Ia menekankan pentingnya pemerataan investasi antara Jabar bagian utara dan selatan dalam rangka mendorong resiliensi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Herawanto menambahkan, Kawasan Rebana sangat potensial karena dirancang sangat kompleks dan canggih. Apalagi dikelilingi pula oleh infrastruktur penting, seperti Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan jalan tol. Sementara di kawasan selatan, investasi Jabar diarahkan pada berbagai proyek ekonomi hijau (green economy) yang terdiri dari proyek sektor pariwisata dan pertanian.

“Secara khusus, proyek-proyek tersebut diharapkan akan menjawab keprihatinan penting investor global tentang masalah ekonomi hijau (green economy) akibat perubahan iklim yang dialami secara global,” kata Herawanto.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Jabar paling diminati investor dari dalam dan luar negeri. Dari total Rp 490 triliun yang masuk ke Indonesia, Jabar meraih nilai investasi sebesar Rp 72,5 triliun.

“Minat investor baik domestik maupun luar negeri menanamkan modalnya ke Jawa Barat ternyata lebih besar. Dari Rp 72,5 triliun investasi yang masuk ke Jabar itu, sebesar Rp 28,2 triliun dalam bentuk PMDN (penanaman modal dalam negeri) dan Rp 44,3 triliun dalam bentuk PMA (penanaman modal asing). Artinya apa, saya ingin mengatakan bahwa keinginan para investor dalam negeri maupun luar negeri lebih cenderung di Jawa Barat ketimbang di provinsi lain di luar Jawa,” jelas Bahlil.

Ia menilai, Jabar memiliki sejumlah faktor yang membuat investor lebih tertarik berinvestasi dibandingkan ke daerah lain. “Mungkin juga saya harus jujur mengatakan di samping infrastruktur di Jawa Barat yang baik, penataan internal pelayanan juga menentukan tentang kecenderungan orang melakukan investasi,” kata Bahlil.

The 3RD West Java Investment Summit 2021 berlangsung di Savoy Homan, Kota Bandung, pada 21 – 22 Oktober 2021. Bagi calon investor, acara juga bisa disaksikan secara daring melalui YouTube Humas jabar.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version