Menu
in ,

Perusahaan Startup Qlue Raih Pendanaan Seri B1

Pajak.com, Jakarta – Perusahaan startup Qlue penyedia ekosistem smart city, meraih pendanaan seri B1 dari Global Brain melalui kelompok investasi KDDI Open Innovation Fund III (KOIF III). Pendanaan Seri B1 ini juga didukung oleh investor lainnya, yaitu Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dan perusahaan teknologi biometrik asal Indonesia bernama ASLI RI.

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) perusahaan Qlue Rama Raditya mengatakan, pihaknya sangat antusias dengan pendanaan dari KDDI. Terlebih KDDI merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Jepang.

“Sinergi ini terjalin karena Qlue dan KDDI memiliki visi yang sama dalam mengakselerasi pembangunan kota berbasis teknologi smart city. Dengan dukungan KDDI yang memiliki jaringan bisnis secara global ini akan mendorong penetrasi pasar Qlue di luar negeri,” kata Rama dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.compada (7/6).

Ia menyebutkan, pada 2020 lalu, Qlue sukses mencatatkan pertumbuhan bisnis sebesar 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan itu diraih berkat ekspansi bisnisnya di 58 kota dengan total klien mencapai lebih dari 133 selama 2020.

Director Indonesia Office Representative Global Brain Sho Ikeda mengatakan, Global Brain melalui KOIF III bangga bisa menjalin kemitraan dengan Qlue melalui skema pendanaan Seri B1 ini. Investasi ini dilakukan karena Qlue memiliki solusi smart city berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT) yang komprehensif dalam memitigasi persoalan masyarakat urban.

“Global Brain memutuskan untuk berinvestasi di Qlue karena potensinya yang komprehensif terkait kota pintar, memiliki hasrat yang kuat untuk tujuan ambisius, dan produk berbasis teknologi yang luar biasa. Global Brain akan secara proaktif memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung Qlue dalam meningkatkan produknya lebih jauh dan berkontribusi pada pengembangan smart city di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Ikeda.

Sementara itu, CEO TMI Andi Kristianto menuturkan, sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, Telkomsel secara konsisten mengembangkan digital connectivity, digital platform, dan digital service. Upaya itu untuk membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, salah satunya melalui peluncuran teknologi broadband terkini, yaitu Telkomsel 5G.

“Keterlibatan TMI sebagai bagian dari Telkomsel, dalam pendanaan ini juga dilakukan sejalan dengan roadmap tersebut. Kami yakin langkah ini akan semakin meningkatkan pengalaman gaya hidup digital masyarakat, dan mendorong digitalisasi lintas sektor industri dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi, dan membuka peluang inovasi yang lebih luas,” kata Andi.

Chief Operating Officer ASLI RI Rionald Soerjanto menilai, smart city di Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial, mengingat infrastruktur perkotaan masih dalam tahap pengembangan. Oleh karena itu, kolaborasi yang terjalin ini akan sangat mendukung pembangunan perkotaan, bahkan negara.

“Solusi yang dihadirkan oleh Qlue sangat konsisten dalam menerapkan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence dan IoT. Hal itu sejalan dengan visi dari ASLI RI dalam melayani pasar di sektor keamanan biometrik. Hal ini yang membuat ASLI RI mantap berinvestasi di Qlue,” kata Rionald.

Menurutnya, teknologi biometrik merupakan komponen penting yang sangat diminati industri saat ini. Selain mendukung proses bisnis, teknologi biometrik juga membantu perusahaan dalam mempelajari dan menghindari risiko.

“Kami yakin kemitraan strategis ini juga akan memberikan dampak positif bagi pelaku industri di Indonesia karena pemanfaatan teknologi akan semakin masif dalam beberapa tahun ke depan,” tegasnya.

Secara spesifik, kemampuan teknologi Qlue dalam mencerdaskan kamera CCTV (closed circuit television) sangat strategis dengan rencana bisnis ASLI RI, sehingga sinergi ini bisa memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan.

“Sebuah privilege bagi kami bisa ikut serta dalam funding round ini. Semoga kedepannya kerja sama ini membuahkan manfaat besar bagi kita semua, dan akan ada lebih banyak kolaborasi berupa inovasi baru serta peluang baru di Indonesia, tidak berhenti disini saja,” tambahnya.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun, pertumbuhan itu masih dibayangi persoalan, seperti masalah kebencanaan, perilaku ilegal, dan infrastruktur perkotaan yang belum memadai. Hal itu juga memunculkan potensi besar pasar smart city yang diprediksi bisa mencapai angka 820 miliar dollar AS pada 2025 mendatang.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version