Menu
in ,

Penyaluran Ziswaf Semakin Mudah Lewat JadiBerkah.ID

Pajak.com, Jakarta – Kini masyarakat semakin mudah menyalurkan zakat, infaq, dan wakaf (ziswaf) lewat platform JadiBerkah.ID. Inovasi ini merupakan buah sinergi dari Laznas Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU) dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dalam rangka memperkuat pengembangan industri halal di Indonesia.

Direktur BSMU Rizqi Okto Priansyah menyampaikan, platform JadiBerkah.ID sebagai one stop donation akan mendukung penuh kebutuhan masyarakat dalam menyalurkan ziswaf (zakat, infaq dan waqaf) secara cepat, kapan, dan di mana saja. Khusus layanan wakaf, JadiBerkah.ID menyediakan akta wakaf dan sertifikat wakaf uang.

“Kemudahan yang ditawarkan JadiBerkah.ID ini juga didukung oleh berbagai keunggulan, yaitu transparansi transaksi dan penghimpunan. Sebanyak 50 pilihan program ziswaf dan lebih dari 20 mitra penyalur ziswaf yang telah bergabung,” kata Rizqi dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, pada Minggu (26/9).

Hingga 25 September 2021, BSMU mencatat, total dana ziswaf yang terkumpul senilai Rp 1,03 miliar dengan 1.778 donatur.

Di kesempatan yang sama, Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI) Irfan Syauqi Beik menambahkan, digitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan literasi dan memperkuat pengembangan ekosistem ziswaf.

“Dari sisi ziswaf, penggunaan teknologi digital bisa mengoptimalkan penghimpunan, distribusi, dan pengelolaan operasional zakat,” kata Irfan.

Menurutnya, selama pandemi Covid-19, peran teknologi dalam bidang pengelolaan ziswaf menjadi sangat urgen untuk membantu pemulihan ekonomi nasional.

“Dalam pengembangan keuangan syariah, penting bagi lembaga keuangan syariah untuk membangun platform keuangan digitalnya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan bisa memfasilitasi transaksi dan aktivitas keuangan masyarakat,” tambah Irfan.

Selain itu, diperlukan pula kolaborasi dengan berbagai stakeholders untuk semakin meningkatkan kualitas layanan.

“Misalnya, saat pilihan pembayaran, dapat menggunakan fasilitas atau teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan syariah lainnya, sehingga ada interkoneksi. Contoh, BSI dengan platform e-commerce, social crowd funding. Karena nanti inilah yang jadi sangat penting. Di mana pun masyarakat mau belanja atau sedekah on-line, yang ditemukan adalah pembayaran melalui kanal keuangan syariah,” kata Irfan.

Setelahnya, seluruh program itu harus disosialisasikan secara masif kepada publik. “Jika tak dikomunikasikan baik, maka tidak akan well-informed. Termasuk memitigasi informasi yang berpotensi memberikan risiko, memperburuk reputasi, dan sebagainya,” tambah Irfan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, ziswaf merupakan salah satu produk utama perseoran dalam pengembangan bisnis ke depan. Penyaluran ziswaf yang kuat akan membantu banyak masyarakat kelas bawah untuk bertahan dan bangkit. Artinya, ziswaf mampu berkontribusi dalam pemulihan ekonomi. Secara spesifik, BSI menargetkan keterlibatan kalangan milenial untuk lebih masif dalam transaksi ziswaf.

“Kami berharap zakat dapat semakin dipopulerkan di kalangan milenial yang sudah berpenghasilan tetap, di mana sebagian rezeki kalangan milenial menjadi hak para mustahik yang wajib disalurkan,” kata Hery.

BSI memproyeksikan, ziswaf dapat terhimpun sebesar Rp 19,77 triliun pada tahun 2021 dan akan meningkat hingga Rp 54,32 triliun di 2023.

Saat ini digitalisasi ziswaf merupakan salah satu program yang juga tengah difokuskan pemerintah. Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, pemerintah terus mendukung sektor perbankan dan lembaga terkait untuk mengembangkan ziswaf sebagai salah satu potensi industri halal di Indonesia.

“Digitalisasi berperan signifikan, di antaranya dalam menahan laju penurunan kinerja penjualan produk industri halal, mempercepat mekanisme audit on-line dalam pengajuan sertifikasi halal, mendorong peningkatan keuangan sosial syariah terutama dalam hal pembayaran ziswaf secara on-line oleh masyarakat,” kata Ma’ruf Amin.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version