Menu
in ,

Lima Hasil Pertemuan Bilateral Jokowi dan PM Australia

Pajak.com, Bogor – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albene, di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, (6/5). Jokowi mengemukakan, ada lima topik yang dibicarakan dalam rangka memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang saling menguntungkan, baik dalam hal ekonomi maupun investasi.

“Kita lebih fokus berbicara mengenai kerja sama ekonomi beberapa hal yang saya sampaikan. Indonesia dan Australia telah memiliki dua fondasi kuat dalam hubungan bilateral, yaitu kemitraan strategis komprehensif yang dimiliki sejak 2018 dan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang sudah mulai berlaku di tahun 2020,” ungkap Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, dikutip Pajak.com (7/6).

Ia mengelaborasi hasil pembicaraannya dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albene itu. Pertama, Jokowi menekankan pentingnya perluasan akses ekspor Indonesia dengan nilai tambah tinggi. Indonesia ingin akses ekspor ke Negeri Kangguru itu terus terbuka.

“Terkait isu bilateral, saya dan Perdana Menteri Australia Albane fokus berbicara tentang kerja sama di bidang ekonomi. Indonesia menekankan pentingnya perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia, misalnya otomotif. Ekspor perdana mobil CBU (Completely Built Up) buatan Indonesia ke Australia telah dimulai di bulan Februari yang lalu (2022) dan saya mengharapkan akses ekspor seperti ini akan terus terbuka,” ungkap Jokowi.

Ia menekankan kembali posisi konsisten Indonesia yang akan terus membina hubungan baik kepada setiap negara. Hubungan harmonis antara Indonesia dan Australia diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perdamaian dan kemakmuran kawasan.

“Prinsip-prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten, strategic competition di kawasan perlu dikelola dengan baik untuk menghindari terjadinya konflik terbuka, budaya damai, dan strategic trust perlu terus diperkuat. Kita juga sepakat untuk memperkuat kemitraan di Pasifik, terutama di bidang iklim, perikanan, dan pertanian,” ujar Jokowi.

Kedua, Jokowi mengharapkan implementasi IA-CEPA terkait kesempatan Warga Negara Indonesia (WNI) untuk bekerja di Australia dapat ditingkatkan, termasuk penambahan kuota working holiday visa menjadi 5.000 peserta per tahun.

Ketiga, Indonesia menyambut baik kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan. Di bidang pendidikan, Australia telah membangun Monash University di BSD, Tangerang, Banten. Hal ini diharapkan semakin meningkatkan investasi pendidikan Australia di Indonesia.

“Saya juga mengapresiasi investasi Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di provinsi Jawa Barat senilai  1 miliar dollar AS selama 20 tahun,” ungkap Jokowi.

Keempat, Indonesia dan Australia menekankan pentingnya memperkuat ketahanan pangan di tengah ketidakpastian global. Jokowi mengatakan, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama untuk memperkuat rantai pasok pangan, termasuk komoditas gandum.

“Kerja sama peningkatan kapasitas di bidang good processing, food innovation, dan rantai pasok penting untuk diperkuat. Saya juga menekankan pentingnya MoU (Memorandum of Understanding) pertanian antara kedua negara segera diimplementasikan,” ungkap Jokowi.

Kelima, Indonesia dan Australia sepakat untuk menjalin kerja sama energi dan perubahan iklim. Jokowi menyambut baik langkah Australia terkait kemitraan infrastruktur dan ketahanan iklim dengan dana hibah awal sebesar 200 juta dollar Australia.

“Saya juga menyambut baik komitmen investasi Metal Group di bidang hydropower dan geothermal senilai 10 miliar dollar AS, dan sun cable senilai 1,5 miliar dollar AS,” ujar Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi telah melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, di Roma Italia pada 30 Oktober 2021. Kedua negara menyetujui adanya investasi industri hijau. Australia menginvestasikan industri energi hijau di lahan Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Investasi (Kemenves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga kuartal IV-2021, Australia berada diurutan ke 17 negara investor terbesar di Indonesia. Adapun realisasi investasi tercatat sebesar Rp 50,6 juta dollar AS (388 proyek investasi). Sementara, merujuk data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), nilai ekspor Indonesia ke Australia pada tahun 2020 mencapai 2,5 miliar dollar AS atau naik 7,63 persen dibandingkan dengan total ekspor pada 2019.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version