in ,

Kunci Pendorong Keberhasilan Transformasi Digital

Kunci Pendorong Keberhasilan Transformasi Digital
FOTO: Dok.BRI.co.id

Kunci Pendorong Keberhasilan Transformasi Digital

Pajak.com, Jakarta – Disrupsi digital yang terjadi di industri perbankan memaksa perbankan untuk melakukan transformasi agar tetap dapat bertahan dan bersaing. Salah satu bank yang berhasil melakukan transformasi digital adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M Nugraha mengungkapkan bahwa sejak 2015, BRI telah berhasil melakukan transformasi melalui dua pendekatan utama, sehingga perseroan mampu melambungkan bisnis dengan layanan yang semakin prima dan modern bagi nasabah. BRI beberkan dua kunci pendorong keberhasilan transformasi digital.

“Kami di BRI memang melihat transformasi digital sebagai suatu hal yang akan membawa kami, melontarkan kami, untuk bisa lebih men-support bisnis, satu. Yang kedua, men-support utamanya juga untuk nasabah kami,” ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Pajak.com pada Selasa (24/01).

Terkait pendekatan utama, pertama adalah hybrid approach. Dalam hal ini BRI memadu padankan layanan digital dan konvensional. Yaitu melalui transformasi terhadap proses-proses bisnis eksisting dan membawanya lebih digital. Melalui pendekatan ini perseroan memperbaiki banyak proses sekaligus mempercepat personal bisnis dan juga meningkatkan efisiensi serta produktivitas.

Baca Juga  Navigasi Keuangan Keluarga di Era Kenaikan Harga Pangan

Kedua adalah business digital approach itu sendiri. Di mana perseroan menargetkan mencari new sources of growth hingga new business revenue. Sehingga, memungkinkan Insan BRILian atau pekerja BRI untuk mencari sumber pertumbuhan bisnis baru hingga di ranah yang tidak lazim bagi BRI melakukannya sebelumnya.

“Ini yang sedang kami lakukan dan kami bayangkan selama beberapa tahun kemarin. Tahun 2021 lalu, kami coba reframe lagi niatan kami yang termaktub dalam sebuah dokumen yang kami sebut dokumen transformasi kami BRIVolution. Dan tahun lalu kami perbaharuhi dan kami segarkan dengan beberapa update yang kami sebut dengan BRIvolution 2.0,” ujarnya.

Arga pun mencontohkan keberhasilan pendekatan digitalisasi BRI dalam dua produk utama yang digunakan di tataran eksternal atau nasabah, juga di tataran internal bagi tenaga pemasar. Ia menjelaskan flagship produk digital BRI seperti layanan utama untuk digital banking yaitu BRImo.

Baca Juga  Wamenkeu: Hampir Semua Investor Eropa Tekankan Prinsip ESG dan Ekonomi Hijau 

BRImo merupakan produk andalan untuk melayani nasabah-nasabah yang lebih digital literate. Keberhasilan produk BRImo terlihat dari nilai transaksinya yang sudah sudah sekitar Rp 2.669 triliun hingga akhir Desember 2022.

Produk lainnya adalah BRIspot, karena menjadi sebagai buah dari transformasi menjadi proses perbaikan secara digital di tataran internal. BRIspot menjadi aplikasi yang di kalangan industri perbankan disebut dengan loan origination system atau alat bantu secara internal untuk bisa memproses permintaan-permintaan nasabah dalam mengajukan pinjaman dan kredit.

“Dalam satu hari itu, kawan-kawan kami di unit-unit kerja operasional bisa men-disbursed dari nasabah mikro sekitar Rp 1 triliun. Itu tidak akan terjadi kalau tidak menggunakan BRIspot. Dulu tanpa adanya BRIspot memproses kredit itu rata-rata worst case-nya dua minggu. Dengan BRIspot kami bisa mempercepat proses kredit menjadi sekitar cuma dua hari saja. Bahkan pada banyak kasus dua jam selesai bila dokumennya lengkap,” jelasnya.

Baca Juga  BCA Jadi “Brand” Perbankan Terkuat di Dunia Versi Brand Finance

Tidak hanya itu saja, Arga pun menyampaikan bahwa seluruh layanan dan produk digital BRI terus-menerus diperbaiki dengan menggunakan perspektif nasabah.

“Dengan demikian, pihaknya meyakini masih banyak ruang untuk dikembangkan. Hal itu pun dapat menjawab kebutuhan nasabah dengan lebih baik,” pungkasnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *