Menu
in ,

IHSG Diprediksi Menguat, Didorong Lima Sentimen Positif

IHSG Diprediksi Menguat, Didorong Lima Sentimen Positif

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan pada pekan ini atau periode 27 September hingga 1 Oktober 2021, secara fundamental optimisme itu didorong oleh lima sentimen positif, yakni meredanya kekhawatiran investor terhadap isu Evergrande, kebijakan tapering The Federal Reverse (The Fed), pemulihan kinerja sejumlah sektor, kenaikan harga batu bara, dan penurunan angka positif Covid-19 serta percepatan vaksinasi.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, IHSG diprediksi melanjutkan penguatan di level support 6.121—6.098 dan level resistance di 6.165—6.186 pada awal pekan, Senin (27/9). Sementara IHSG sepanjang minggu ini diproyeksi menguat di level 6.050 dan level resistance 6.240.

Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG naik 0,03 persen ke level 6.144 pada penutupan perdagangan, Jumat (24/9). Sedangkan, selama sepekan, IHSG menguat 0,19 persen dibanding penutupan pekan sebelumnya yang berada di posisi 6.133.

“Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low serta indikator stochastic telah mencapai area overbought mengindikasikan masih bisa menguat, namun dengan rentang yang terbatas,” jelas Dennies, seperti yang dikutip Pajak.com, pada (26/9).

Ia menyebutkan, ada lima indikator sentimen positif yang akan mendorong penguatan IHSG selama sepekan. Pertama, meredanya kekhawatiran investor terhadap potensi gagal bayar perusahaan properti asal Tiongkok, yakni Evergrande.

Sedikit mengulas, Evergrande saat ini harus membayar bunga atas beberapa pinjaman bank sekitar lebih dari 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun (kurs dolar Rp 14.274). Namun, Evergrande grup menyatakan, tidak bisa membayar bunga itu.

Kedua, kepastian kebijakan dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang mengindikasikan tidak akan terburu-buru untuk menarik kebijakan moneter akomodatif atau tapering.

Ketiga, pertumbuhan empat sektor, yaitu energi yang meningkat 8,1 persen, konsumer non-primer naik 3,4 persen, transportasi dan logistik tumbuh 2,3 persen, dan sektor keuangan terkerek 0,8 persen.

Keempat, kenaikan harga batu bara ke level tertinggi di sepanjang sejarah. Kelima, net buy yang dicatatkan investor asing akan didorong oleh perkembangkan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus menurun, tingkat vaksinasi yang terus bertambah, serta meningkatnya aktivitas ekonomi.

“Hal tersebut memacu optimisme terhadap proses pemulihan ekonomi yang lebih baik lagi ke depannya,” tambahnya.

Di tengah IHSG yang diprediksi menguat, investor bisa mencermati saham-saham ini:

1. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

ERAA mengalami koreksi setelah breakout resistance. Artinya, perusahaan yang bergerak dalam distribusi dan bisnis retail ponsel serta tablet ini masih akan dalam tren penguatan. Analis menyarankan investor untuk masuk di harga Rp 620—Rp 640 per saham dan stop loss di Rp 610 per saham. Target harga ERAA di Rp 660—Rp 680 per saham.

2. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

WIKA mengalami koreksi setelah breakout resistance. Perusahaan konstruksi milik pemerintah ini juga masih bergerak dalam tren penguatan. Investor disarankan masuk di harga Rp 1.150—Rp 1.170 per saham dan stop loss di Rp 1.135 per saham. Target harga WIKA berada di Rp 1.225—Rp 1.250 per saham.

3. PT Adaro Energy Tbk  (ADRO) 

ADRO breakout resistance dengan volume tinggi dan didukung kenaikan harga batu bara. Dengan begitu, perusahaan pertambangan dan produsen batu bara ini berpotensi melanjutkan penguatan. Analis menyarankan agar investor masuk di harga Rp 1.480—Rp 1.510 per saham dan stop loss di Rp 1.465 per saham. Adapun target harganya di Rp 1.560-Rp 1.600 per saham.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version