Menu
in ,

Hasil Pertemuan Jokowi dengan Perdana Menteri Jepang

Hasil Pertemuan Jokowi

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Istana Kepresidenan di Bogor, (29/4). Ada beberapa kesepakatan dari hasil pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Jepang itu, baik dalam bidang perdagangan maupun investasi.

“Saya menyampaikan selamat datang kembali di Indonesia kepada Perdana Menteri Kishida. Suatu kehormatan bagi saya menerima kunjungan Yang Mulia dan saya menyambut baik komitmen Yang Mulia untuk terus memperkokoh hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang. Dalam hubungan bilateral ini kita sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi,” kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan secara virtual.

Berikut elaborasinya. Pertama, dalam bidang perdagangan. Jokowi menjelaskan, kedua pihak sepakat akan mengintensifkan negosiasi perjanjian dagang Indonesia-Japan Partnership Agreement (IJEPA) serta mengurangi hambatan perdagangan antar dua negara. “Khususnya saya minta pembukaan akses yang luas bagi produk pertanian dan perikanan Indonesia ke Jepang,” ujar Jokowi.

Kedua, memperkuat kerja sama di bidang investasi. Berdasarkan data Kementerian Investasi (Kemenves)/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Jepang merupakan investor terbesar kedua di Indonesia dengan nilai investasi kumulatif mencapai 22,53 miliar dollar AS dari tahun 2015—2019. Sementara hingga kuartal I-2022, Jepang menduduki posisi ke empat sebagai investor terbesar di Indonesia, dengan realisasi investasi 800 juta dollar AS.

“Di bidang investasi, saya menyambut baik investasi perusahaan otomotif Jepang, seperti Toyota dan Mitsubishi, yang berencana menjadikan Indonesia sebagai hub otomotif kawasan. Saya juga berharap adanya tambahan investasi baru Jepang di bidang lain, terutama energi, industri semen, teknologi pertanian dan kesehatan, dan menjadikan Indonesia menjadi bagian penting dari global supply chains industri asal Jepang,” ungkap Jokowi.

Ia juga menyambut baik investasi bidang infrastruktur, Jepang kembali melanjutkan proyek Pelabuhan Patimban fase I tahap 2 serta penyelesaian proyek infrastruktur moda raya terpadu (MRT) Jakarta. Ke depan, Indonesia mengharapkan partisipasi Jepang pada proyek infrastruktur lainnya, seperti di Ibu Kota Nusantara dan Ambon Port.

“Saya pun menyambut baik partisipasi Jepang dalam pembangunan sentra kelautan dan perikanan di Natuna dan Biak yang telah selesai. Dan, komitmen pembangunan sentra-sentra serupa di Sabang, di Moa, di Saumlaki, dan Morotai. Di sektor energi dan lingkungan hidup, saya mengharapkan percepatan tindak lanjut kerja sama transisi energi melalui investasi energi baru terbarukan, seperti hidrogen, biomassa dan metanol, serta finalisasi dan implementasi MoU kerja sama lingkungan hidup,” ungkap Jokowi.

Secara simultan, ia juga berharap adanya penguatan kerja sama bidang ketenagakerjaan meliputi pelatihan pekerja migran, sehingga pekerja Indonesia memiliki potensi besar untuk mengisi lapangan kerja di Jepang.

Dalam pertemuan ini kedua negara menyoroti sejumlah isu global yang memengaruhi kondisi domestik masing-masing, seperti operasi militer khusus Rusia ke Ukraina. Jokowi minta konflik ini harus dihentikan dan berharap semua negara menghormati kedaulatan serta integritas negara lain secara konsisten.

“Perang Ukraina harus dihentikan dan kita sepakat ciptakan situasi kondusif agar perundingan dan solusi damai tercapai. Sejauh ini kita sudah melakukan pembicaraan dengan kepala negara lain. Perang harus dihentikan dan solusi damai harus dicapai. Dunia harus bekerja sama mengatasi dampak perang baik kemanusiaan dan dampak perekonomian,” tegas Jokowi.

Selanjutnya, mengenai Myanmar, Jokowi menekankan pentingnya kerja sama antara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan Jepang untuk memastikan bahwa Five-Point Consensus ASEAN dapat dijalankan.

“Kita juga membahas kerja sama Indo-Pasifik agar menjadi kawasan yang damai, kawasan yang stabil dan sejahtera. Saya menekankan pentingnya membangun strategic trust di kawasan. Indonesia dan ASEAN siap melakukan kerja sama dengan para mitra, terutama di bidang maritim, konektivitas, dan pencapaian SDGs (sustainable development goals), serta perdagangan dan investasi,” tutup Jokowi.

Dalam kesempatan yang sama, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan keinginannya untuk memperkuat kemitraan strategis kedua negara dalam menyambut peringatan ke-65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pada tahun depan.

“Oleh karena itu, saya ingin berdiskusi dengan Yang Mulia mengenai berbagai topik, antara lain kerja sama bilateral dalam bidang investasi dan energi, serta G20 yang diketuai Presiden Jokowi,” kata Fumio Kishida.

Ia mengungkap, terdapat berbagai tantangan yang dihadapi saat ini di dunia, seperti situasi di Ukraina-Rusia, Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Korea Utara. Karena itu, Jepang menilai semakin penting untuk mempertahankan dan memperkuat ketertiban internasional yang bebas dan terbuka.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version