Pajak.com, Jakarta – Tren pemulihan ekonomi kian tampak. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 5 persen di tahun 2021 membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat. Investor berbondong-bondong kembali membeli saham atau obligasi. Akibatnya, harga emas mengalami tren penurunan. Dikutip dari situs resmi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, harga Sabtu (13/2) Rp 948 ribu atau turun dari Rp 1.028.000 di Agustus 2020 lalu.
Kepada Pajak.com, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Assad menilai, penurunan harga di tengah pandemi yang belum selesai, harus segera dimanfaatkan oleh para investor, terlebih bagi investor pemula atau untuk investasi jangka panjang.
Seperti yang diketahui, harga terus meroket di tengah pandemi Covid-19. Pada Agustus 2020, harga emas pernah mencapai Rp 1.028.000 per gram. Naik daripada harga pada 8 Juni 2020 Rp 876 ribu per gram, atau dibandingkan awal Januari 2020, yakni kisaran Rp 771.000 per gram. Sekadar catatan, ketika harga melonjak di Agustus itu, pertumbuhan ekonomi ada di level -5,2 persen.
“Ini momen yang baik untuk membeli emas. Dimana harga belinya menjadi murah. Dalam kondisi saat ini, setelah naik cukup tinggi hampir mencapai 1 juta dalam beberapa bulan yang lalu,” kata perempuan yang hangat disapa Teja itu, pada Sabtu Pagi (13/2).
Ada dua cara bagi investor mendapatkan emas, yakni membeli langsung (cash) atau dengan cara mencicil. Di tengah pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, ia menyarankan kepada investor untuk membeli secara rutin dibandingkan dengan mengikuti program cicil emas.
“Akan lebih menguntungkan membeli 1 gram per bulan secara bertahap. Akan tetapi apabila prediksi harga emas akan naik, maka akan lebih murah membeli 10 gram emas langsung (dengan asumsi tidak ada bunga cicilan),” ujar Teja.
Peraih gelar Certified Financial Planner (CFP) ini memprediksi harga emas akan mengalami penurunan sepanjang 2021 ini. Penurunan harga hingga kisaran Rp 800 ribu.
“Lebih melihatnya ke bursa saham sih. Kalau saham mulai turun, mereka beralih ke emas dan obligasi. Kalau saham mulai membaik, mereka beralih dari emas dan pindah ke saham. Ekonomi membaik, bursa giat lagi dan membaik,” kata Teja.
Comments