Menu
in ,

Frugal Living, Gaya Hidup yang Cocok untuk Anak Muda

Pajak.com, Jakarta – Apakah kalian pernah mendengar istilah gaya hidup frugal living? Baru-baru ini istilah itu kian populer di tengah generasi milenial. Secara harfiah, frugal living berasal dari kata frugal yang berarti hemat dan living yang maknanya hidup. Dengan demikian, frugal living bisa diartikan sebagai gaya hidup hemat. Frugal living bukan berarti sesorang dalam kesulitan ekonomi. Banyak dari para pesohor dunia yang telah menjalani gaya hidup ini, sebut saja Mark Zuckerberg (pendiri Facebook), Raditya Dika (komika sekaligus penulis), atau Cinta Laura (aktris). Mari kita memahami frugal living secara komprehensif.

Menurut buku “Your Money or Your Life”, cikal bakal tren frugal living bermula dari sebuah gerakan di Amerika Serikat (AS) bernama Financial Independence Retire Early (FIRE) pada tahun 1992, yaitu sebuah gerakan pensiun sebelum usia 40 tahun. Gerakan ini digagas oleh ahli finansial Vicki Robin dan Joe Dominguez.

Tahun 2007-2008, gerakan FIRE semakin populer akibat terjadinya krisis keuangan AS. Kala itu, masyarakat harus membatasi pengeluaran karena ekonomi serbasulit. Gerakan FIRE akhirnya melahirkan tren hidup sederhana atau frugal living. Beberapa ahli finansial mengatakan, frugal living juga lahir dari sebuah kecemasan akan perilaku konsumtif masyarakat sebagai konsekuensi dari digitalisasi—semua orang dapat menghabiskan uang untuk berbelanja melalui aplikasi dalam hitungan menit. Jika perilaku konsumtif ini dibiarkan, maka akan melahirkan pola hidup masyarakat tanpa tabungan dan berpotensi terlilit utang.

Kecemasan itu berlanjut, barangkali sampai saat ini. Survei di AS menyatakan, bahwa baru 45 persen milenial yang mampu mengelola keuangan berbasis masa depan. Sementara, di Indonesia, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baru sekitar 38 persen milenial melek perencanaan keuangan untuk hari tua.

Salah satu penggiat frugal living bernama Samuel menilai, frugal berarti mengelola sesuatu dengan cara bijak tetapi tidak mengesampingkan nilai suatu barang. Setiap barang yang dibeli harus sesuai kebutuhan dan berkualitas—tidak asal beli karena promo. Singkatnya, frugal living dapat membantu Anda membedakan mana kebutuhan dan keinginan.

“Kami memaknai frugal sebagai cara mengetahui apa sih goal hidup. Kebetulan saya dan istri tujuannya ingin pensiun dini di usia 35 tahun dan memiliki rumah. Ini kami bicara dalam posisi sudah bekerja 10 tahun. Tapi teman-teman yang baru bekerja, mungkin goal-nya punya motor atau mau S2, itu juga frugal. Jadi secara esensi frugal living membiasakan untuk mendisiplinkan diri kita untuk budgeting dan tujuan keuangan kita,” kata Samuel.

Sementara menurut penggiat lainnya bernama Claudya (istri Samuel), frugal living bukan berarti hanya fokus pada masa depan tanpa memikirkan masa kini. Frugal living harus tetap bahagia untuk dijalani.

“Jadi ada senang-senangnya juga. Cuma, misalnya, kalau biasanya minum boba setiap hari bisa dikurangi seminggu sekali lah,” kata Claudya.

Sekitar hampir sepuluh tahun Samuel dan Claudya menerapkan frugal living, kini mereka telah mencapai tujuan untuk membeli rumah lebih cepat, mobil, dan memiliki portofolio investasi untuk masa depan.

“Paling penting menjalani gaya hidup ini tidak boleh membandingkan goal dengan orang lain,” tambah Claudya.

Setelah kita memahami sejarah dan konsep frugal living, mari beranjak pada bagaimana cara memulai menerapkannya. Berikut tips dari Samuel, Claudya, dan financial trainer Ligwina Hananto:

1. Membuat perencanaan keuangan

Setiap waktu gajian tiba, langsung bagi penghasilan ke dalam beberapa bagian pos-pos pengeluaran yang wajib, seperti transportasi, uang makan, cicilan, dana hiburan, dan sebagainya. Cobalah komitmen dan jujur pada diri sendiri. Jangan sampai tidak disiplin terhadap pos anggaran yang sudah direncanakan.

2. Ubah skema anggaran untuk makan

Makan menjadi hal krusial yang seringkali mengacaukan pos pengeluaran. Misalnya saja, Anda sudah menetapkan uang makan per hari sebesar Rp 50 ribu, namun karena tidak bisa menolak ajakan makan diluar bersama teman, pos ini membludak hingga Rp 100 ribu—naik 100 persen.

Jadi, terapkan disiplin pada diri sendiri bahwa bujet uang makan tidak boleh melebihi aturan. Lebih hemat lagi jika Anda membawa bekal makanan dari rumah. Selain rencana keuangan terjaga, tentunya lebih higienis.

3. Uji coba

Jalani dua poin di atas secara bertahap. Misalnya, satu hari, satu minggu, satu bulan, dan seterusnya. Sebab tidak mudah mengubah kebiasaan secara drastis.

5. Cermat memilih transportasi

Biasakan diri untuk naik transportasi umum, seperti kereta atau bus. Apalagi jika rumah Anda jauh dari kantor.

6. Sortir biaya langganan

Tidak ada salahnya menggunakan layanan hiburan atau aplikasi. Tapi ingat, jangan semua layanan hiburan Anda pakai. Pilih salah satunya saja yang sering digunakan atau sangat dibutuhkan.

7. Jangan lupa menabung dan investasi

Tentunya, manfaat frugal living adalah kemerdekaan finansial di masa depan. Karena tidak konsumtif, diharapkan Anda lebih banyak punya uang untuk menabung atau berinvestasi.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version