in ,

Definisi dan Saran Membuat Portofolio Investasi yang Baik

Saran Membuat Portofolio Investasi
FOTO: IST

Definisi dan Saran Membuat Portofolio Investasi yang Baik

Pajak.com, Jakarta – Penasihat investasi atau keuangan menyarankan agar investor membangun portofolio investasi. Namun, dalam membangun portofolio investasi butuh perencanaan yang cermat, pengambilan keputusan yang strategis, dan perspektif jangka panjang. Apa itu portofolio investasi? Dan, bagaimana saran membuat portofolio yang baik? Pajak.com merangkumnya dari  pelbagai sumber yang kapabel.

Apa itu portofolio investasi?

Portofolio investasi adalah kumpulan aset investasi milik individu, lembaga keuangan, perusahaan maupun manajer investasi. Isi dari portofolio ini diantaranya susunan saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas milik investor. Adapun aset yang tersimpan di dalamnya dapat berupa real estate, karya seni, perhiasan maupun bentuk penanaman modal lain yang bisa mendatangkan keuntungan di masa mendatang.

Baca Juga  Dua Smelter dengan Nilai Investasi Rp 60 Triliun Bakal Resmi Beroperasi Pekan Depan

Bagaimana saran membuat portofolio yang baik?

Dalam membuat portofolio investasi, terdapat beberapa strategi yang harus diterapkan untuk meminimalisasi risiko sekaligus meningkatkan keuntungan.

  • Diversifikasi portofolio, yakni strategi investor untuk mengoptimalkan return dan meminimalisasi risiko dengan menempatkan investasi pada lebih dari satu instrumen, baik saham maupun nonsaham;
  • Lakukan penelitian menyeluruh dalam membangun portofolio investasi yang mengesankan. Investor harus mendedikasikan waktu dan upaya untuk memahami perusahaan, industri, dan tren tempat mereka berinvestasi. Analisis fundamental, yang melibatkan mempelajari laporan keuangan, mengevaluasi model bisnis, dan menilai keunggulan kompetitif, dapat membantu mengidentifikasi perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang solid;
  • Dalam diversifikasi portofolio, ada baiknya investor menggunakan produk investasi yang likuid, seperti reksa dana, pasar uang, surat deposito, dan emas. Hal ini bertujuan agar lebih mudah dilikuidasi;
  • Sebelum merancang portofolio, pastikan terlebih dahulu tujuan investasi. Misalnya, untuk biaya sekolah anak. Dengan demikian, Anda dapat menentukan jangka waktu yang diperlukan. Setelah dua unsur ini terpenuhi, saatnya Anda memilih produk investasi yang tepat; dan
  • Pahami profil risiko. Ada tiga jenis profil risiko, yakni konservatif, moderat, dan agresif. Tipe konservatif cenderung mencari produk dengan risiko terkecil. Sementara, investor moderat dapat mentoleransi risiko sedang dan harga fluktuatif. Sedangkan, agresif memiliki toleransi risiko tinggi karena berorientasi pada return yang besar. Biasanya semakin besar return akan semakin tinggi pula tingkat risikonya;
  • Menyesuaikan modal sebelum berinvestasi. Investor perlu mengalokasikan modal secara hari-hati. Terutama, jika Anda adalah investor pemula dan masih memerlukan adaptasi;
  • Sesuaikan nilai serta instrumen investasi dengan modal yang investor miliki, pastikan juga kebutuhan sehari-hari tetap terjamin;
  • Tentukan komposisi portofolio setelah mengetahui profil risiko, tentukan komposisi portofolio yang tepat. Apabila investor memiliki profil risiko konservatif, maka bisa menggunakan pembagian 50 persen income portfolio dan 50 persen growth portofolio; serta
  • Apabila investor dengan profil risiko moderat, maka sangat disarankan untuk menggunakan komposisi 50 persen value portfolio dan 50 persen growth portofolio. Sementara investor dengan profil risiko agresif, akan lebih cocok apabila fokus menyusun komposisi 80 persen value portfolio dan 20 persen growth portfolio.
Baca Juga  Masterlist: Prosedur Pengajuan, Persyaratan, dan Proses Audit

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *