BI Catat Uang Beredar Tumbuh 7 Persen jadi Rp 9.175 Triliun pada November
Pajak.com, Jakarta – Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada November 2024. Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi M2 mencapai Rp 9.175,8 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 yang tercatat sebesar 6,8 persen.
“Pertumbuhan M2 pada November terutama didukung oleh peningkatan komponen uang beredar sempit (M1) yang tumbuh 9,1 persen, serta uang kuasi yang tumbuh 2,3 persen,” kata BI dalam laporannya, dikutip Pajak.com pada Selasa (24/12).
Komponen Uang Beredar
Lebih rinci, M1 yang mencakup 56,2 persen dari total M2, menunjukkan kenaikan signifikan. Pada November 2024, M1 tercatat mencapai Rp 5.157,7 triliun, naik dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 7,1 persen. “Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh peningkatan uang kartal dan giro rupiah,” jelas BI.
Uang kartal yang beredar di masyarakat naik menjadi Rp 1.002 triliun, dengan pertumbuhan 12,2 persen. Sementara giro rupiah tercatat sebesar Rp 1.820,3 triliun, tumbuh hingga 12,5 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 5,7 persen.
Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu, yang menyumbang 45,3 persen dari M1, juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,4 persen, meskipun sedikit melambat dibandingkan Oktober yang tumbuh 6 persen.
Peran Kredit dan Tagihan Pemerintah
BI mencatat bahwa perkembangan M2 dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah. Penyaluran kredit pada November tumbuh stabil di angka 10,1 persen, konsisten dengan bulan sebelumnya.
Di sisi lain, tagihan bersih kepada pemerintah mencatatkan pertumbuhan 1,1 persen, setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen.
Kemudian, komponen uang kuasi yang menyumbang 42,6 persen dari M2, mencatatkan total Rp 3.910,7 triliun pada November 2024. Namun, pertumbuhannya melambat menjadi 2,3 persen, dibandingkan dengan Oktober yang tumbuh 4,3 persen.
Komponen utama uang kuasi, seperti simpanan berjangka dan tabungan lainnya, masing-masing tumbuh sebesar 3,4 persen dan 4,1 persen. Namun, giro valuta asing mengalami kontraksi sebesar 2,8 persen, yang turut memengaruhi perlambatan uang kuasi secara keseluruhan.
Comments