Menu
in ,

Anies Baswedan ke Inggris Bahas Peluang Investasi MRT

Anies Baswedan ke Inggris

FOTO: IST

Pajak.com, Inggris – Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Anies Baswedan tengah melakukan kunjungan kerja ke Inggris sepanjang pekan ini. Sejumlah agenda yang dihadiri berhubungan dengan peluang investasi dua proyek moda raya terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT) fase 3 koridor Timur-Barat dan fase 4 Fatmawati-Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan dan delapan perusahaan yakni Corssrail International, Arup, Colas Rail, XRail Group, BDP International, Alstom, Mott MacDonald, dan Standard Chartered Bank. Selain itu, Anies juga melakukan beberapa pertemuan untuk membahas elektrifikasi kendaraan umum serta pengurangan emisi di ibu kota.

“Kami ingin membangun transportasi publik yang dapat mencakup seluruh area di Jakarta yang terintegrasi satu sama lain. Khususnya, penjajakan kemitraan dengan Pemerintah Inggris untuk pembangunan MRT Jakarta pada fase-fase selanjutnya,” kata Anies melalui Instagram resminya, dikutip Pajak.com (17/5).

Ia juga menggelar pertemuan bilateral dengan Chief Executive Bloomberg New Energy Finance (BloombergNEF) John Moore. Pertemuan itu membahas kemungkinan BloombergNEF mengarahkan investasi yang bisa mempercepat transisi ramah lingkungan di Jakarta.

“Hal ini ditandai penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) kerja sama antara PT Transportasi Jakarta dan BloombergNEF,” ungkap Anies.

Di sana, Moore mengajak Anies berkeliling markas Bloomberg di Eropa. Gedung yang dirancang oleh arsitek Foster and Partners ini merupakan salah satu perkantoran paling ramah lingkungan.

Selain itu, Anies melakukan wawancara dengan Chief Editor BloombergNEF Ben Vickers mengenai langkah mitigasi perubahan iklim. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2014 hingga 2016 ini menjelaskan, target DKI Jakarta mencapai net zero emission pada 2050 akan dilakukan melalui sejumlah kebijakan.

“Lewat pengembangan pedestrian, jalur sepeda, integrasi transportasi publik mult moda, target elektrifikasi 50 persen Transjakarta pada 2025 dan seluruh armada pada 2030,” kata Anies dalam wawancara itu.

Selanjutnya, ia menghadiri UK-Indonesia Electric Vehicle Forum 2022 yang diselenggarakan Global Indonesia Professional Association (GIPA) dengan PT Transportasi Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI. Forum ini bertujuan meningkatkan peluang kemitraan pemangku kebijakan dalam mendukung elektrifikasi kendaraan.

Setelahnya, Anies menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Transportasi Jakarta dengan Switch Mobility dan PT MRT Jakarta dengan Crossrail International.

“Elektrifikasi transportasi Indonesia berpotesi meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 31,5 miliar dollar AS pada 2030,” kata Anies.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marrie Belinda Trevelyan telah bertemu Anies di Indonesia pada akhir Februari 2022 lalu. Trevelyan mengatakan, Inggris berkomitmen meningkatkan investasi dan perdagangan dengan Indonesia dalam hal pengembangan teknologi hijau.

“Salah satu rencana investasi yang akan dibahas dalam kunjungan kali ini adalah kemungkinan kerja sama di sektor pertumbuhan bersih, seperti Jakarta net zero. Dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pertemuan juga dilakukan untuk mempromosikan keahlian perkeretaapian Inggris. Perusahaan-perusahaan Inggris diharapkan bisa terlibat dalam pengembangan MRT di fase-fase mendatang,” ungkap Trevelyan.

Ia menekankan, Inggris berkomitmen mendukung Indonesia dalam upaya mencapai target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025. Bahkan, pada November 2021, pemerintah Inggris sudah menyampaikan rencana untuk menanamkan investasi hingga 350 juta euro atau Rp 7 triliun selama 10 tahun untuk mendukung visi Indonesia dalam menangani perubahan iklim, termasuk melindungi, memulihkan hutan, serta keanekaragaman hayati.

Sebagai bagian dari dukungan terhadap energi hijau, Inggris berencana berinvestasi di Indonesia pada sektor digital. Menurut Trevelyan, Indonesia memiliki potensi dan kemampuan terdepan bila dibandingkan dengan negara lain dalam hal teknologi keuangan, kecerdasan buatan, big data, teknologi kesehatan, dan keamanan siber.

“Kami ingin bekerja sama dengan perusahaan Indonesia untuk berinvestasi dan bermitra dengan perusahaan teknologi Inggris atau meningkatkan modal di Inggris,” ungkap Trevelyan.

Menurutnya, kini semakin banyak kolaborasi yang dapat dikembangkan untuk memperkuat hubungan Inggris dan Indonesia di sektor digital, baik pada ranah publik maupun swasta. Kolaborasi ini termasuk dukungan dan inisiatif melalui jaringan perdagangan digital, tech hub, dan program akses digital Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia.

Hubungan diplomatik Inggris dan Indonesia sudah terbina sejak 1949. Kemudian, diperluas dengan hubungan bilateral melalui beragam pertemuan dan kesepakatan, antara lain partnership forum, annual trade talks, joint working group on creative industries, dan lainnyaHarmonisnya hubungan kedua negara dapat dilihat dari kunjungan Perdana Menteri David Cameron ke Indonesia pada 2015 dan bertandangnya Presiden Joko Widodo ke Inggris di 2016. Hingga tahun 2020, investasi Inggris di Indonesia mencapai 7,1 miliar euro, sementara total nilai perdagangan antara Inggris dan Indonesia sebesar 2,6 miliar euro.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version