Menu
in ,

5 Tips Memantau Keuangan Agar Bisnis Kian Cuan

Pajak.com, Jakarta – Salah satu tantangan terberat dalam mengelola bisnis adalah mengelola keuangan perusahaan agar arus kas tetap terjaga. Perlu upaya monitoring atau pemantauan keuangan dengan cermat agar bisnis terus berkembang dan menguntungkan. Melalui pemantauan keuangan, pelaku bisnis dapat memantau keluar masuknya anggaran dalam bisnis, menghindari kesalahan keuangan, serta mengevaluasi strategi bisnis mereka. Untuk itu, Pajak.com mencoba merangkai tips cara memantau keuangan yang baik dan benar agar bisnis kian cuan,  yang disarikan dari seorang pakar pemasaran Indonesia Tung Desem Waringin.

Tung Desem menjabarkan, ada tiga variabel penting yang harus dilakukan pelaku bisnis untuk meraih kesuksesan menjalankan perusahaan. Tiga variabel itu meliputi pemasaran (marketing), kontrol, dan sumber daya manusia. Menurut Tung Desem, pemantauan keuangan merupakan bagian dari kontrol bisnis. Nah, melalui proses inilah bisnis dapat dikontrol, diatur, dan dijaga keuangannya. Jika berhasil dijalankan, maka keuntungan dapat mengalir dengan atau tanpa keterlibatan pemilik bisnis sehingga dapat disebut sebagai keuntungan dramatis.

“Kalau Anda tidak kontrol maka (keuangan) akan jebol enggak karuan,” tutur Tung Desem dalam siniar Smart Inspiration edisi Smart Business di Spotify dikutip Sabtu (30/4/22).

Menurut Tung Desem, setidaknya ada lima cara untuk memantau keuangan perusahaan yang bisa dilakukan.

Pertama, lakukan dengan dual control. Ia mencontohkan, di perusahaan-perusahaan yang ia bangun, ia menerapkan kontrol ganda. Misalnya, karyawan yang bertugas menerbitkan invoice atau rincian transaksi tidak memiliki tugas menagih keuangan. Artinya, bagian penagihan di-handle oleh karyawan yang berbeda. Demikian haklnya dengan tugas bagian yang mengatur keluar-masuk keuangan, menurut Tung Desem harus dipisah. Maksud pemisahan ini agar satu bagian atau orang tidak memiliki satu kuasa kontrol keuangan. Dengan cara itu, kecurangan akibat peluang kontrol keuangan yang besar dapat dihindari.

Kedua, harta pemilik bisnis diatur tersendiri. Tung Desem menyarankan, pemisahan kuasa keuangan harus dilakukan, khususnya dalam modal atau harta pemilik bisnis. Meskipun modal bisnis berasal dari pemilik bisnis, kontrol akan harta pemilik bisnis ini harus dilakukan agar pengelolaan keuangan bisnis tertata.

Ketiga, bagian akuntan harus mencatat. Menurut Tung Desem, seorang pimpinan tidak boleh turut andil dalam mengatur penjualan dan keuangan bisnis. Hal ini pun ia terapkan di perusahaannya. Pimpinan tidak boleh memegang uang perusahaan. Sebab, apabila dia menarik uang dari bagian pembelian tidak ada yang berani mengontrolnya. Untuk itu, accounting yang harus mencatatnya.

Keempat, pentingnya melakukan audit internal. Tung Desem menekankan, posisi audit internal harus tetap diadakan. Sang audit internal ini bertugas memberikan penilaian yang sistematis dan objektif melalui pemeriksaan serta evaluasi atas kegiatan organisasi atau bisnis.

Kelima, lakukan analisis keuangan. Tung Desem menjelaskan, analisis keuangan merupakan sesuatu yang berbeda dengan akuntansi. Accounting itu membuat sesuatu hal yang sudah terjadi menjadi angka, sedangkan finance atau analisis keuangan membuat angka menjadi hasil di kemudian hari. Dari hasil analisis angka ini, seorang ahli keuangan bisa memberikan masukan-masukan kepada perkembangan bisnis untuk dipakai di kemudian hari.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version