Menu
in ,

3 Investasi Persiapan Biaya Pendidikan Anak

Pajak.com, Jakarta – Orangtua memiliki kewajiban untuk memberikan akses pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Sebab, pendidikan menjadi penentu masa depan anak-anak. Dimulai dari pendidikan dasar hingga jenjang lanjutan yang lebih tinggi. Sayangnya, mahalnya biaya pendidikan anak membuat tidak semua orangtua memiliki kemampuan secara finansial untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada anak-anak mereka.

Meskipun ada skema beasiswa, tidak semua anak memiliki kualifikasi untuk mendapatkannya. Untuk itu, para orangtua harus jeli menyiasatinya. Salah satu cara paling aman mempersiapkan pendidikan anak adalah melakukan investasi. Cara ini lebih ampuh ketimbang menabung dalam bentuk uang karena imbal hasilnya lebih besar. Selain itu, investasi juga minim risiko inflasi. Namun, memilih instrumen investasi pun mesti hati-hati, alias tidak bisa sembarangan. Agar investasi aman, kali ini pajak.com akan memberikan tip menentukan investasi apa yang tepat untuk persiapan biaya pendidikan anak.

1. Properti

Properti adalah instrumen investasi yang recommended untuk mengumpulkan dana pendidikan anak. Bisa dengan membeli rumah, ruko, tanah, atau apartemen. Meskipun saat ini suku bunga sektor properti rendah, harga properti selalu punya peluang naik setiap tahun sebesar 10-15 persen per tahun. Bahkan bisa mencapai 20 persen per tahun. Kenaikan ini hampir sama, bahkan lebih tinggi dibanding kenaikan biaya pendidikan yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) rata-rata kenaikan mencapai 10 persen per tahun.

Selain untuk aset di masa depan, investasi properti juga bisa mendatangkan pundi-pundi uang setiap bulan atau tahun. Menjadikannya aset aktif dengan cara disewakan. Jadi, keuntungannya ganda. Meski sangat menjanjikan, investasi properti memang perlu menyiapkan modal besar. Hal ini dapat disiasati dengan mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Uang dari hasil sewa bisa digunakan untuk membayar cicilan KPR. Apalagi saat ini pemerintah sedang memberikan insentif pajak untuk kepemilikan rumah.

2. Deposito

Deposito juga bisa menjadi alternatif investasi dana pendidikan anak bagi yang tidak memiliki dana untuk berinvestasi di sektor properti. Produk simpanan perbankan ini setidaknya memberi imbal hasil yang lebih tinggi dibanding tabungan konvensional. Menaruh uang pada instrumen deposito risikonya sangat rendah. Itu karena simpanan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan nilai maksimal Rp 2 miliar.

Umumnya tingkat bunga yang ditawarkan berkisar antara 4 – 7 persen per tahun. Ini sangat pas jika ingin mengunci uang untuk biaya pendidikan anak. Sebab simpanan di deposito tidak bisa ditarik kapan saja seperti tabungan. Tenornya mulai dari satu bulan sampai 36 bulan. Deposito sangat cocok bila ingin menggunakan dana ini dalam 2-3 tahun mendatang. Setoran deposito biasanya minimal Rp 1 juta hingga Rp 10 juta. Semakin besar jumlah dana yang diinvestasikan, makin besar pula bunga atau keuntungan yang akan diperoleh.

3. Emas

Belakangan ini harga emas memang cenderung fluktuatif. Namun, logam mulia ini masih aman dijadikan instrumen investasi untuk mengumpulkan dana pendidikan anak. Selain gampang dicairkan atau dijual dan aman, emas memiliki nilai relatif stabil dibanding instrumen investasi lain. Jika sewaktu-waktu sangat butuh uang untuk bayar sekolah, biasanya emas cukup digadaikan atau dijual. Harganya pun cenderung meningkat setiap tahun. Kalaupun turun, nilainya tidak sesignifikan saham. Return emas mencapai 10-12 persen per tahun. Apalagi kalau menyimpan emas dalam jangka panjang, keuntungan bakal lebih maksimal. Modal investasi emas saat ini juga terbilang mudah. Apalagi, saat ini banyak perusahaan yang menjual paket investasi emas murni dengan harga yang sangat rendah dan dikemas sangat menarik. Selamat berinvestasi!

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version