Menu
in ,

Wapres: Sayap Perekonomian dan Kesejahteraan Bangsa

Pajak.comBali – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengemukakan, distribusi kesejahteraan dan kolaborasi merupakan dua sayap yang akan menerbangkan perekonomian dan kesejahteraan bangsa. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif, menurutnya akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat sehingga kesejahteraan bukan lagi menjadi khayalan.

Kedua sayap yang akan menerbangkan perekonomian dan kesejahteraan bangsa, diakuinya masih menjadi pekerjaan rumah Indonesia. Pasalnya, ketimpangan ekonomi masih juga terjadi baik dari segi kemiskinan dan segi lapisan pengusaha. Dari segi distribusi kesejahteraan misalnya, Ma’ruf memaparkan jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 9,4 persen, warga yang rentan 20,6 persen, kelompok masyarakat yang menuju kelas menengah 48,2 persen, kelas menengah 21,5 persen, dan berpendapatan tinggi hanya 0,4 persen.

“Jadi, sebetulnya kesejahteraan ekonomi di Indonesia hanya dirayakan tak lebih dari 21,9 persen penduduk lapis paling atas. Artinya, problem ketimpangan menjadi perkara serius di Indonesia,” katanya saat menutup Rapat Pimpinan Nasional Kadin Indonesia Tahun 2021, di Ballroom Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Sabtu sore (4/12).

Selanjutnya, ia juga memaparkan ketimpangan jumlah pelaku usaha di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2021, dari lebih dari 64 juta pelaku usaha mikro sebanyak 98,6 persen; usaha kecil 1,2 persen; usaha menengah 0,09 persen; dan usaha besar hanya 0,01 persen. Maknanya, dibutuhkan langkah-langkah serius untuk memperbesar jumlah pelaku usaha menengah dan besar.

“Dua data itu menunjukkan bahwa redistribusi kesejahteraan merupakan pekerjaan rumah penting bangsa ini, agar keadilan sosial dirasakan dalam kenyataan, dan tidak hanya tertulis dalam dasar negara dan konstitusi,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, pemerintah selama ini telah melakukan segala daya untuk mewujudkan pemerataan, di antaranya melalui program dana desa, percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia bagian timur, reformasi agraria, perhutanan sosial; sekaligus dukungan kepada pelaku UMKM melalui pengurangan pajak final dan akses permodalan, program ultramikro, dan bank wakaf mikro.

“Program-program strategis tersebut terbukti secara konsisten menurunkan angka kemiskinan dan rasio gini sejak 2015 sampai sekarang. Memang sempat terjadi kenaikan angka kemiskinan pada tahun 2020 akibat pandemi, tetapi saat ini telah bisa diturunkan kembali. Keberhasilan telah dicapai, tetapi masih dibutuhkan upaya yang lebih besar lagi untuk menurunkannya,” ucapnya.

Di sisi lain, ia juga mengingatkan bahwa kolaborasi merupakan cara ampuh untuk mendorong peningkatan jumlah usaha menengah dan besar. Ia berpandangan, kerja sama usaha adalah ikatan bersama dan tanggung jawab antarpengusaha. Ma’ruf menyebut setidaknya ada dua model kolaborasi yang bisa dilakukan.

Pertama, UMKM terus difasilitasi agar kapasitas usaha, keterampilan tenaga kerja, akses modal, dan penguasaan teknologi meningkat, seperti model yang dilakukan di Korea Selatan dan Singapura.

Kedua, kolaborasi yang intensif antara usaha makro, mikro, menengah, dan besar sehingga antarpelaku ekonomi bisa saling menguatkan, seperti model yang dikerjakan di Jepang dan Taiwan.

“Negara-negara tersebut telah membuktikan bahwa pendekatan yang benar dalam membangun sinergi dan kolaborasi antarpelaku usaha menjadi sumber pertumbuhan dan kekuatan ekonomi bangsa,” katanya.

Di luar isu redistribusi dan kolaborasi, Indonesia juga memiliki tiga agenda ekonomi yang sekarang mesti dikawal bersama yakni daya saing ekonomi, transformasi ekonomi, dan demokrasi ekonomi. Menurutnya, agenda dan program yang didorong mencerminkan pula kepentingan seluruh lapisan masyarakat, termasuk juga UMKM—bukan semata menyantuni kelompok tertentu saja.

“Jadi, sifatnya kolaborasi, kemitraan, bukan hanya belas kasihan, anak angkat. Kita ingin membangun kemajuan bersama, sejahtera bersama, makmur bersama. Jangan ada satu pihak terlalu makmur, terlalu miskin, bahkan sampai kemiskinan ekstrem. Saya kira ini harus kita atasi bersama sehingga tidak ada kesenjangan yang besar,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version