Menu
in ,

Tren FOMO dan YOLO Pengaruhi Sifat Boros Anak Muda

Tren FOMO dan YOLO Pengaruhi Sifat Boros Anak Muda

FOTO: IST

Akhir-akhir ini sering terdengar istilah FOMO dan YOLO. FOMO merupakan singkatan dari Fear Of Missing Out yang berarti suatu kondisi dimana seseorang merasa takut atau khawatir tertinggal dengan sesuatu hal, yang dikenal dengan istilah KuDet (Kurang Update) atau KuPer (Kurang Pergaulan). Sedangkan YOLO merupakan singkatan dari You Only Live Once yang berarti hidup itu hanya sekali maka harus dinikmati. Kedua istilah tersebut memberikan dampak negatif kepada anak muda dalam mengelola finansialnya.

Influencer sekaligus investment storyteller, Felicia Putri Tjiasaka menilai bahwa milenial dan gen Z cenderung memiliki banyak keinginan sehingga mendorong mereka bersifat boros. Menurutnya sifat boros tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu penggunaan media sosial yang membuat mereka dapat melihat kehidupan dunia yang lebih luas serta adanya e-commerce yang memengaruhi anak muda dengan mudah melakukan pembeliaan barang antar kota, provinsi, dan negara.

Dengan adanya istilah FOMO dan YOLO semakin mendorong anak muda untuk bersifat boros. Mereka menjadikan istilah tersebut sebagai prinsip hidup. Ketika memperoleh uang, mereka cenderung langsung menggunakan uang tersebut untuk membeli barang yang diinginkannya karena tidak ingin ketinggalan zaman dan berpikir bahwa uang yang dimiliki saat ini harus segera dinikmati, tanpa memikirkan menabung untuk kehidupan selanjutnya. Terlebih lagi saat ini anak muda cenderung menghabiskan uang yang mereka miliki dengan alasan sebagai self reward karena telah bekerja keras atau berhasil dalam melewati masa sulit, padahal hal yang dilakukannya adalah suatu pemborosan.

Sifat boros merupakan naluri setiap manusia, karena manusia tidak akan pernah puas dengan sesuatu yang telah dimilikinya. Namun dengan banyaknya keinginan yang ingin dimiliki, sudah seharusnya anak muda bisa bersikap bijak dalam menggunakan uangnya dengan cara mengetahui mana barang yang dibutuhkan dan barang yang hanya sekadar keinginan sesaat. Jika sifat boros terus ditanamkan sejak muda, sangat dikhawatirkan akan terbawa sampai tua nanti. Sifat boros dapat menimbulkan dampak yang buruk. Sehingga sudah semestinya anak muda membiasakan diri untuk mengelola finansialnya dengan baik.

Menurut Felicia salah satu cara yang dapat dilakukan agar keuangan sehat dan masa depan finansial aman adalah hidup secukupnya dengan membuat anggaran harian, bulanan, serta memiliki tabungan dan dana darurat. Oleh karena itu dengan adanya istilah FOMO dan YOLO jangan sampai menjadi boomerang untuk pengelolaan finansial. Kedua istilah tersebut harus dapat dijadikan acuan yang positif agar dapat lebih bijak lagi dalam mengelola finansial.

 

* Penulis Adalah Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas: Ekonomi dan Bisnis, Jurusan: Akuntansi, Angkatan 2020

* Informasi yang disampaikan dalam Artikel ini Sepenuhnya merupakan Tanggung Jawab Penulis

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version