Menu
in ,

Tol Trans Sumatera Penggerak Ekonomi dan Industri Baru

Tol Trans Sumatera Penggerak Ekonomi dan Industri Baru

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Jalan Tol Trans Sumatera merupakan salah satu proyek infrastruktur prioritas pemerintah yang direncanakan akan terbangun hingga 2.812 kilometer (km) dari Lampung sampai Aceh dengan nilai investasi sebesar Rp 538 triliun. Kendati baru beroperasi sepanjang 531 km, tol yang akan rampung pada 2024 ini telah menggerakkan sentra-sentra ekonomi baru serta pengembangan beragam sektor industri.

Secara lebih spesifik, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Sylvi J. Gani mengatakan, pembangunan jalan Tol Trans Sumatera memberikan dampak positif, yaitu meningkatkan nilai tambah di beberapa sektor utama pendorong perekonomian nasional. Proyek pembangunan tol mampu meningkatkan akses konektivitas, pengurangan waktu tempuh, dan percepatan arus barang dan jasa.

“Dari identifikasi, sektor-sektor yang memperoleh manfaat dari adanya Tol Trans Sumatera, baik dari tahap pembangunan, konstruksi, maupun tahap operasional, ada sektor konstruksi berpengaruh sebesar 54 persen, industri pengolahan 22 persen, pertambangan dan penggalian 8 persen, perdagangan besar 6 persen, transportasi dan pergudangan 3 persen. Berdampak pula pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2 persen. Jasa keuangan dan asuransi 1 persen, informasi dan komunikasi 1 persen, jasa perusahaan 1 persen, dan sektor pengadaan listrik dan gas 1 persen,” sebut Sylvi dalam webinar bertajuk Bincang DJKNpada Jumat (20/8).

Sylvi juga menguraikan, berdasarkan hasil riset dari tim riset ekonomi SMI, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera memberikan efek ganda terhadap output dalam perekonomian. Pada tahap konstruksi, pendapatan rumah tangga menjadi total Rp 57 triliun, sedangkan pada tahap operasional menghasilkan Rp 62 triliun. Sehingga total dampak pembangunan tol terhadap pendapatan rumah tangga sebesar Rp 119 triliun.

Kemudian, dampak terhadap peningkatan tenaga kerja sebesar 486 ribu orang per tahun di tahap konstruksi, menyerap tenaga kerja sebesar 185 ribu orang per tahun di tahap operasional. Sehingga pembangunan tol ini mampu menyerap 671 tenaga kerja.

“Dampak output per tahun atas adanya pembangunan jalan tol ini setara dengan 2,2 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB) di Pulau Sumatera terhadap penyerapan tenaga kerja, dampak tenaga kerja per tahun dari pembangunan jalan tol ini setara dengan 2,4 persen tenaga kerja di Pulau Sumatera. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan jalan tol ini telah membangkitkan stimulus terhadap perekonomian Indonesia,” ungkapnya.

Sylvi mengungkapkan, SMI terlibat membiayai enam ruas Jalan Tol Trans Sumatera, yaitu ruas Medan-Binjai 17 km, Pekanbaru-Dumai 131 km, Pematang Panggang-Kayu Agung 77 km, Bakauheni-Terbanggi Besar 140 km, Terbanggi Besar-Pematang Panggang 112 km, dan ruas Palembang Indralaya 22 km.

“SMI terlibat membiayai 6 ruas jalan tol trans Sumatera dari 11 ruas prioritas dimana seluruhnya sudah selesai di bangun dan beroperasi secara komersial. Jadi mulai dari 2019-2021 bahkan untuk beberapa seksi di Medan-Indralaya sudah beroperasi sejak oktober 2017. Pembangunan Tol Trans Sumatera ini sesuai dengan peraturan yang ada, yaitu diberikan penjaminan dari pemerintah untuk menjamin porsi utang atau pinjaman dari bank-bank yang berpartisipasi,” jelasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version