in ,

Sri Mulyani Wanti-wanti Dampak Kebijakan Trump Terhadap Ekonomi Global

Sri Mulyani Dampak Kebijakan Trump
FOTO: IST

Sri Mulyani Wanti-wanti Dampak Kebijakan Trump Terhadap Ekonomi Global

Pajak.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan peringatan tegas terkait dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap perekonomian global. Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa kebijakan Trump yang populis dan proteksionis berpotensi memicu ketegangan di berbagai sektor ekonomi dan politik dunia.

“Amerika Serikat dengan hasil pemilu dan terpilihnya Presiden Trump itu juga menimbulkan berbagai dinamika terhadap arah kebijakan yang akan dilakukan oleh Presiden Trump,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, dikutip Pajak.com pada Kamis (12/12).

“Karena ini adalah yang kedua, maka kita akan melihat tipe yang sama tapi mungkin lebih akseleratif, tipe dari arah kebijakan dari Presiden Trump sebelumnya, yaitu biasanya dari sisi APBN-nya, di satu sisi akan populis dalam hal memotong pajak korporasi, tapi juga akan memotong banyak sekali benefit-benefit yang dinikmati oleh masyarakatnya. Sehingga dari sisi fiscal balance-nya juga masih remain to be seen,” jelasnya.

Baca Juga  Permudah Impor Barang Proyek Pemerintah, Kemenkeu Terbitkan PMK 109/2024

Ketegangan Perdagangan dan Geopolitik

Trump juga dikenal dengan pendekatan kerasnya dalam perdagangan internasional. Ia kerap mengancam negara-negara yang dianggap tidak mendukung dominasi dollar AS. “Presiden Trump bahkan menyampaikan ancaman tarif 100 persen kepada negara-negara BRICS yang tidak menggunakan dollar AS, dan rencana menaikkan tarif 60 persen untuk Tiongkok,” tambah Sri Mulyani.

Pendekatan seperti ini, lanjutnya, tidak hanya memengaruhi perdagangan, tetapi juga stabilitas politik global. Ketegangan akibat kebijakan tarif dan embargo perdagangan semakin memperburuk kondisi rantai pasok global. “Ketidakpastian rantai pasok akibat geopolitik, embargo ekspor chip, dan kenaikan tarif mengganggu aliran barang secara global,” jelasnya.

Dampak kebijakan Trump juga terasa di pasar keuangan. Meski pasar saham AS naik, defisit fiskal negara itu turut melonjak, menyebabkan utang AS meningkat. “Defisit yang besar ini membuat yield US Treasury naik, dan kondisi ini memengaruhi ekonomi global secara signifikan,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga  Kemenkeu Klaim Program Makan Bergizi Gratis Tak Bebani APBN 2025

Selain itu, kebijakan tarif yang meningkatkan harga-harga barang menahan inflasi AS untuk turun seperti yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini juga membuat kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed Fund Rate) menjadi tidak pasti. “Penurunan Fed Fund Rate menjadi dipertanyakan. Dampaknya besar, terutama terhadap aliran modal global, termasuk ke negara-negara berkembang,” tambahnya.

Di sisi lain, kebijakan energi Trump yang pro bahan bakar fosil juga berpotensi mengubah harga komoditas global. “Menteri Energi yang dipilih Trump mendukung bahan bakar fosil, dan komitmen Amerika terhadap perubahan iklim juga melemah. Hal ini menahan harga minyak di level tertentu,” jelas Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengingatkan bahwa kebijakan Trump dapat memperburuk kondisi perekonomian dunia. Aliran modal yang tersedot ke AS, ketidakpastian rantai pasok, hingga ketegangan geopolitik menjadi tantangan besar bagi negara-negara berkembang. “Ini menjadi sesuatu yang juga akan menahan perekonomian dunia dan memengaruhi global capital flow,” jelasnya.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *