in ,

Produktivitas dan Daya Saing Industri Elektronik

Selain itu, pemberian vaksinasi dalam skala besar ini dilakukan agar mendorong kegiatan produksi di sektor industri sehingga dapat membangkitkan kembali perekonomian daerah dan nasional.

Selama masa pandemi, Philips Batam masih dapat menjaga tingkat utilisasi produksinya relatif stabil, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Strategi pemasaran ekspor 100 persen yang terdiversifikasi ke berbagai wilayah dan negara menjadi kelebihan dari perusahaan. Di sisi lain, perusahaan juga berusaha dapat masuk ke pasar dalam negeri. Secara kemampuan produksi, perusahaan sudah mampu memproduksi produknya dengan nilai lokal mencapai 40-70 persen.

“Kami mengapresiasi kinerja perusahaan yang sangat gigih melakukan proses produksi di tengah masa pandemi ini. Seperti kita ketahui, akibat adanya pandemi ini, banyak kebijakan seperti pembatasan sosial ataupun lockdown di luar negeri yang tentu memengaruhi permintaan perusahaan,” ujarnya.

Baca Juga  Cara Penting Identifikasi dan Lapor Penipuan Digital

Sementara itu, Satnusa juga sudah terus berupaya mengembangkan industrinya dengan memproduksi smartphone 5G yang dipasarkan di dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor. Saat ini, kapasitas produksi smartphone perusahaan sudah mencapai 3 juta unit per bulan.

“Kami mengapresiasi inisiatif perusahaan yang mulai menargetkan potensi pasar yang muncul seiring dengan berkembangnya teknologi 5G. Kedepannya, kami akan mendorong perusahaan agar dapat memproduksi produk-produk yang termasuk dalam ekosistem 5G agar Indonesia dapat memperoleh manfaat yang signifikan dalam peralihan ke teknologi 5G,” papar Agus.

Ditulis oleh

Baca Juga  Pemerintah dan WRI Indonesia Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *