Menu
in ,

PGE-BPPT Kembangkan Teknologi Panas Bumi Skala Kecil

Pajak.comJakarta – PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan inovasi karya anak bangsa di bidang panas bumi atau geothermal. Terbaru, PGE bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan studi bersama penelitian sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) skala kecil dengan kapasitas 3 megawatt di Kamojang, Jawa Barat.

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE Tafif Azimudin mengatakan, kerja sama ini merupakan komitmen perusahaan mendukung pengembangan teknologi dalam negeri, khususnya pada energi panas bumi dalam skala kecil. Kerja sama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara PGE dan BPPT.

“Selama ini teknologi geothermal berasal dari luar negeri. Dengan MoU ini, maka PGE dan BPPT memiliki komitmen untuk membangun kemampuan teknologi small scale geothermal di Indonesia mengingat 40 persen cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia,” kata Tafif dalam keterangan resminya, Selasa (28/9).

Ia menyebut, ada dua ruang lingkup kerja sama ini yaitu pengujian kinerja (performance dan durability) PLTP 3 megawatt, termasuk sinkronisasi PLTP 3 megawatt ke jalur distribusi 20 kilovolt milik PT PLN (Persero).

“Yang lainnya adalah menjadikan PLTP 3 megawatt sebagai sarana penelitian dan capacity building bagi peneliti, dalam merealisasikan lapangan panas bumi Kamojang sebagai Geothermal Center of Excellence,” imbuhnya.

Dijelaskan Tafif, kegiatan ini difokuskan untuk mengembangkan sumber panas bumi di wilayah Indonesia khususnya small scale geothermal sehingga mendukung pemerintah dalam mencapai bauran energi sesuai dengan RUKL (Rencana Umum Ketenagalistrikan).

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) pada bauran energi sebesar 23 persen pada 2025 dan naik menjadi 31 persen pada 2050. Dalam pelaksanaannya, sambung Tafif, pemerintah juga terus menggenjot angka Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di setiap pembangkit listrik. Untuk itu, ia meyakini kerja sama dengan BPPT bisa menjadi jalan mulus dalam meningkatkan angka TKDN tersebut.

Di samping itu, dengan semakin bertambahnya komponen karya anak bangsa yang diimplementasikan di setiap pembangkit, Tafif memastikan hal itu secara langsung dapat menjadi titik loncat industri manufaktur di Indonesia.

“Tujuan lain dari program kerja sama dengan BPPT ini, yaitu mampu mendorong kemajuan industri manufaktur beserta komponen lainnya di dalam negeri ketika penelitian ini masuk dalam tahap komersial,” ujarnya.

Dia menambahkan, kerja sama ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab PGE dalam hal Environment, Social, and Governance (ESG). Khususnya dari sisi lingkungan, sebagai wujud dukungan PGE terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi yang ramah lingkungan.

“Hal ini juga merupakan wujud memenuhi komitmen goal ke tujuh SDGs (Sustainable Development Goals), yaitu memastikan akses energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern bagi semua (affordable and clean energy),” katanya.

Tafif juga bilang, PGE sebagai bagian dari Subholding PNRE selalu berkomitmen dalam pengembangan energi baru dan terbarukan sebagai energi masa depan.

“Melalui inovasi-inovasi yang dilaksanakan, kami sebagai subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) terus berupaya mendukung pemerintah dalam memenuhi target bauran energi yang tertuang di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN),” tandasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version