Menteri Keuangan Beberkan Strategi Industrialisasi Indonesia ke Depan
Pajak.com, Bali – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memaparkan langkah-langkah strategis untuk mendorong industrialisasi Indonesia di masa depan, dengan memanfaatkan peluang dari pergeseran geopolitik global.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa, pandangan global terhadap kebijakan industri telah berubah. Industrialisasi bahkan kini menjadi salah satu topik utama dalam berbagai forum internasional seperti APEC dan G20. “Sekarang, praktik global sendiri telah mengadopsi kebijakan industri,” kata Sri Mulyani dalam acara Annual International Forum of Economic Development and Public Policy (AIFED) ke-13 di Bali, dikutip Pajak.com pada Selasa (3/12).
Menurut Sri Mulyani, hilirisasi industri tidak hanya dapat difokuskan pada mineral strategis, tetapi juga harus diperluas ke sektor lain, seperti produk pertanian. “Kita perlu memastikan bahwa semua orang dapat merasakan manfaat dari industrialisasi. Hilirisasi tidak hanya terbatas pada mineral strategis, tetapi juga perlu diperluas ke produk seperti CPO (crude palm oil), kakao, dan kopi,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kebijakan fiskal yang kuat untuk mendukung industrialisasi dan menarik investasi. “Kita perlu mendorong pertumbuhan yang didorong oleh pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat,” tambahnya.
Sri Mulyani berharap bahwa industrialisasi di Indonesia tidak hanya didominasi oleh hilirisasi mineral strategis, tetapi juga mencakup 25 komoditas yang disebutkan oleh Presiden Prabowo. “Setiap komoditas tersebut memerlukan kebijakan lengkap, mulai dari hulu hingga hilir,” ungkapnya. Dengan memanfaatkan peluang yang ada, Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung industrialisasi melalui kebijakan fiskal yang tepat.
Forum AIFED merupakan forum pertemuan tahunan bagi para pembuat kebijakan, akademisi, dan sektor swasta untuk membahas solusi atas tantangan ekonomi Indonesia dan mendukung pembangunan jangka menengah.
AIFED 2024 yang mengusung tema “Strategi Pertumbuhan dalam Menavigasi Pergeseran Geoekonomi” turut membahas kebijakan industri, transisi hijau, strategi regional, dan perubahan ekonomi global. Forum ini bertujuan mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan geoekonomi global dan memaksimalkan potensi pembangunan regional yang berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan momentum ini, Sri Mulyani optimistis bahwa Indonesia dapat mengoptimalkan potensi industrialisasinya untuk mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Comments