Menu
in ,

Menparekraf: Dompet Digital Lokomotif Digitalisasi UMKM

Pajak.com, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong dompet digital untuk menjadi lokomotif digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Menurutnya, transformasi digital menjadi keniscayaan bagi UMKM agar mampu menghadapi tantangan di saat pandemi maupun di masa mendatang.

“Pandemi telah menyadarkan kita untuk meningkatkan inovasi, adaptasi dan keterampilan, bukan saja dengan berjualan maupun melakukan pembayaran secara on-line, tetapi juga menciptakan konten-konten kreatif sehingga bisnis bisa terus berkesinambungan,” ungkapnya saat webinar DANA Connect, dikutip Senin (09/08).

Ia menambahkan, untuk menjadi bagian dari pandemic winners, UMKM harus bisa mengatasi pandemi dengan melakukan inovasi dan transformasi, salah satu strategi adalah dengan go digital. “Mereka yang belum bertransformasi secara digital akan sangat merasakan dampak dari pandemi,” tambahnya.

Menparekraf menjelaskan mengenai peran penting UMKM dalam perekonomian nasional, yang mana kontribusinya saat pandemi meningkat dari 60 persen menjadi 63 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Hal ini salah satunya disebabkan karena keberhasilan UMKM untuk bisa menghadapi tantangan pandemi lewat transformasi digital.

“Pelaku usaha yang tidak terdampak pandemi adalah mereka yang sudah bisa beradaptasi dan go digital. Berdasarkan data Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), sebanyak 13,7 juta pelaku UMKM sudah masuk dalam ekosistem ekonomi digital. Namun, jumlah ini sebenarnya masih kurang karena hanya 12,5 persen dari total pelaku usaha dan intensitas penggunaan teknologi digitalnya belum optimal,” jelasnya.

Menparekraf mengakui tantangan berat dalam pemulihan ekonomi akibat adanya Varian Delta yang menambah dinamika penanganan virus COVID-19. Pemerintah telah menaikkan anggaran untuk mendukung pemulihan UMKM menjadi Rp 121 triliun tahun ini dari tahun lalu Rp 112,84 triliun, yang diharapkan menjadi pemicu pemulihan. Namun, menjadi tugas bersama untuk membantu UMKM termasuk 34 juta usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif agar mereka bisa melakukan digital onboarding.

“Karena itu, kami berharap DANA menjadi lokomotif dalam menciptakan transformasi yang sifatnya kolaboratif guna membantu UMKM bertransformasi digital. Mungkin nanti bisa saja melibatkan Bank Indonesia. Apalagi, jika melihat data Bank Indonesia di Desember 2020, tercatat transaksi uang elektronik mencapai Rp 22,1 triliun. Angka ini naik sekitar 30 persen secara year on year,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Menparekraf mengatakan bahwa terdapat tiga tantangan yang bisa dijembatani oleh DANA sebagai perusahaan teknologi keuangan.

Pertama, akses terhadap SDM yang mumpuni, dimana DANA bisa membantu melalui program peningkatan literasi digital seperti halnya melalui DANA Connect.

Kedua berupa akses terhadap pasar, yang mana DANA bisa membantu menghubungkan para UMKM dengan pasar yang lebih luas.

Ketiga adalah akses terhadap pembiayaan. Dalam hal ini, DANA dengan Dompet Digitalnya juga bisa berperan menjembatani para UMKM dengan ekosistem keuangan digital termasuk dengan sejumlah bank.

“Kami berharap DANA bisa terus berperan mendorong ekosistem keuangan digital dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai backbone infrastruktur pembangunan nasional,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version