Menu
in ,

Menkeu: Dampak Omicron Terhadap Pemulihan Ekonomi

Menkeu: Dampak Omicron Terhadap Pemulihan Ekonomi

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus mewaspadai dampak Covid-19 varian Omicron terhadap pemulihan ekonomi. Ia memastikan, pemerintah akan berupaya menjaga momentum pemulihan ekonomi yang saat ini masing berlangsung sekaligus mengantisipasi dampak penyebaran varian Omicron.

“Sekarang ada varian baru Omicron yang masih tidak diketahui bagaimana berdampak, apakah sama serius dan merusak, seperti varian Delta atau jauh lebih ringan dari varian Delta. Namun, apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam mengendalikan pandemi sejauh ini menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dari menurunnya jumlah kasus harian yang sangat kecil dibandingkan jumlah populasi, serta angka kasus aktif yang hanya 5.000 kasus dibandingkan 574.000 kasus saat Juli 2021 lalu,” kata Sri Mulyani dalam acara the e-launch of the World Bank Indonesia Economic Prospects Report, yang dilakukan secara virtual, pada (16/12).

Dengan pengurangan itu, menunjukkan bahwa pemerintah setidaknya dapat menangani Covid-19 varian Delta sehingga masyarakat kini bisa menjalankan aktivitas dan pemulihan ekonomi masih tetap terjaga. Di kuartal IV-2021 pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4 persen. Angka itu meningkat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021 sebesar 3,51 persen.

Pemerintah akan berupaya untuk mempercepat cakupan vaksinasi kepada masyarakat dan terus mendorong penerapan disiplin protokol kesehatan. Saya kira ini salah satu kunci, kita bisa terus menjaga dan mengendalikan Covid-19, sementara di sisi lain kita juga bisa menormalkan atau meningkatkan kegiatan ekonomi. Ini adalah salah satu bidang yang akan terus dilakukan oleh pemerintah,” kata Sri Mulyani.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara resmi melaporkan adanya satu kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia, pada (16/12). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, satu kasus itu merupakan pasien dengan inisial N yang bekerja sebagai petugas kebersihan di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.

Namun, ia mengatakan, temuan kasus Omicron itu dipastikan belum terjadi transmisi di tingkat komunitas. Sebab petugas kebersihan yang tertular varian Omicron tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, sehingga diperkirakan terjadi penularan ketika melayani pasien. Selama bekerja, para petugas kebersihan juga hanya tinggal di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet. Saat ini ketiganya pun masih melakukan karantina di sana.

Selain kasus itu, Kemenkes juga menemukan lima kasus teridentifikasi sebagai probable (dicurigai) tertular varian Omicron. Budi memastikan, pemerintah akan terus berupaya mengantisipasi penularan yang semakin meluas dengan meningkatkan surveilans. Semua kontak dari kasus positif harus diperiksa secara lebih ketat.

”Masyarakat tidak usah khawatir, tidak perlu panik, tetapi kita hidup seperti biasa. Yang paling penting adalah jaga kewaspadaan dengan protokol kesehatan. Tolong juga dipastikan kurangi perjalanan ke luar negeri yang tidak penting,” kata Budi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo. Ia mengimbau agar masyarakat untuk tidak panik. Sebab sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien yang sudah mendapatkan vaksin.

“Oleh sebab itu, saya meminta semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin, apalagi yang sama sekali belum divaksin segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin. Saya juga minta semua warga maupun pejabat negara untuk menahan diri tidak bepergian ke luar negeri. Paling tidak sampai situasi mereda,” kata Jokowi.

Kendati demikian, kepanikan sudah terjadi pada pasar modal. Setelah pengumuman kasus pertama varian Omicron, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,51 persen ke level 6.592,24 dari level 6.600.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version