Menu
in ,

Lima Hal Bidang Kesehatan yang Ingin Dicapai Indonesia

Pajak.com, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Indonesia ingin mencapai lima hal dalam bidang kesehatan saat memegang Presidensi G20. Hal itu ia sampaikan usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Dirjen World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Istana Merdeka, Jakarta.

Pertama, yang ingin dicapai Indonesia dalam G20 adalah terbentuknya financial intermediary fund, yaitu dana cadangan untuk mengatasi pandemi COVID-19. Saat ini dana cadangan itu telah berhasil dibentuk Menkes bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

“Alhamdulillah, dengan bantuan Bu Retno, Bu Sri Mulyani, sama-sama kita bertiga sudah berhasil membentuk fund ini dan sudah lebih dari 1 miliar dollar AS yang di-commit oleh beberapa negara dan institusi,” ungkap Budi Gunadi, dituangkan juga dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (22/6).

Kedua, manajemen penggunaan financial intermediary fund yang tepat. Menurutnya, Indonesia dan WHO telah berdiskusi terkait penggunaan dana itu agar dapat dimanfaatkan secara adil dan cepat. WHO akan mengambil posisi utama untuk dapat menentukan negara yang perlu mendapatkan prioritas jika terjadi pandemi.

“Pentingnya juga kerja sama antara pemerintah dan swasta karena hampir semua produsen dari vaksin, obat-obatan, dan juga alat kesehatan adalah pihak swasta,” tambah Budi Gunadi.

Ketiga, integrasi lab genome sequence di seluruh dunia untuk mengidentifikasi adanya virus maupun bakteri baru. Keempat, Indonesia ingin mengharmonisasikan standar perjalanan, baik berupa sertifikat vaksin maupun sertifikat pengetesan, sehingga tidak mengganggu pergerakan orang maupun barang.

“Standar ini menggunakan WHO, sudah pilot project-nya jalan, dan sudah lebih dari 30 negara yang paling besar kemarin, Brasil dengan European Union. Jadi seluruh anggotanya sudah mengikuti program inisiatif dari Indonesia ini,” ungkap Budi Gunadi.

Kelima, Indonesia juga ingin melakukan standarisasi pengembangan vaksin, utamanya yang menggunakan teknologi terbaru, sehingga ketersediaan dan akses vaksin di seluruh dunia dapat merata. Budi menyebutkan, saat ini sudah ada sejumlah negara yang siap untuk berpartisipasi, diantaranya Afrika Selatan, Brasil, Argentina, India, Indonesia, dan lainnya.

“Kita harapkan round pertama ini kita bisa mencapai milestone yang cukup baik, sehingga nanti round kedua meeting menteri kesehatan di bulan Oktober (2022), kita bisa memfinalisasi semua deliverables secara konkret, sehingga nanti pada saat leaders meeting di bulan November kelima hal yang tadi ingin kita capai sudah selesai,” kata Budi.

Hal senada juga diungkap Sri Mulyani. Ia menekankan, Presidensi G20 Indonesia berkomitmen untuk mendukung pencapaian target deliverables, yakni penguatan arsitektur kesehatan global. Hal itu dilakukan, antara lain melalui peningkatan ketahanan kesehatan global (global health resilience), penguatan koordinasi Kesehatan dan keuangan untuk Pandemic prevention, Preparedness, and Response (PPR), serta pembentukan skema pendanaan global dalam bentuk dana perantara keuangan atau financial intermediary fund. 

“Ini adalah langkah besar untuk maju dalam upaya kolektif kita untuk pencegahan dan respons pandemi yang lebih baik. Karena pandemi COVID-19 telah memberikan tantangan terbesar di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial. Meski jumlah kasus baru COVID-19 kini menurun secara global, namun di beberapa kawasan, termasuk di Asia Tenggara, bahkan juga Indonesia, kembali meningkat. Selain itu, muncul wabah penyakit lain yang baru-baru ini menyebar di seluruh dunia. Dunia pasti memerhatikan bagaimana G20 dan bagaimana kita akan merespon dengan memberikan tindakan nyata dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi. Dunia menunggu kita,” kata Sri Mulyani dalam pertemuan The First G20 Joint Finance and Health Ministers’ Meeting (JFHMM), di Yogyakarta, (21/6).

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Bank Dunia dan WHO yang bekerja sangat erat bersama dengan para anggota G20 untuk mendukung mewujudkan agenda prioritas.

“Sangat penting bahwa kami memberikan solusi yang konstruktif. Jadi, saya pribadi akan meminta dukungan Anda semua untuk tujuan G20 kami. Salah satu hal yang paling penting adalah inklusivitas karena pandemi sebenarnya tidak mendiskriminasi negara dan wilayah manapun. Saya ingin mengakui peran sentral WHO dalam memerangi pandemi dan pentingnya memasukkan suara negara-negara berkembang dalam pengaturan kelembagaan kami untuk menciptakan sistem yang paling efektif untuk pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi,” ungkap Sri Mulyani.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version