Kementerian ESDM Perkuat Langkah Menuju Swasembada Energi
Pajak.com, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bergerak cepat menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada energi di Indonesia. Dalam rapat pimpinan (rapim) yang digelar, beberapa langkah strategis dibahas, termasuk peningkatan lifting minyak dan konversi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan listrik.
Wakil Menteri ESDM Yuliot, menegaskan bahwa rapat ini bertujuan memastikan setiap direktorat teknis di lingkungan Kementerian ESDM memiliki indikator kinerja yang selaras dengan arahan Presiden. “Rapat ini untuk memastikan setiap direktorat teknis memiliki kinerja yang selaras dengan arahan Presiden. Kita menetapkan apa saja yang bisa dicapai sesuai dengan target,” ujar Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Pajak.com pada Kamis (24/10).
Yuliot menjelaskan bahwa arahan Prabowo menekankan dua hal utama terkait sektor energi, yaitu ketahanan energi dan optimalisasi pengelolaan sumber daya alam (SDA) untuk mendukung pembangunan dan kesejahteraan rakyat. “Yang pertama, bagaimana memastikan ketahanan energi. Kedua, pengelolaan SDA harus optimal agar bisa mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelas Yuliot.
Selain itu, Yuliot juga menegaskan bahwa Kementerian ESDM harus mengendalikan sepenuhnya pelaksanaan program ini tanpa tergantung pada kementerian atau lembaga lain, meskipun koordinasi tetap diperlukan. “Kita ingin memastikan kinerja tetap berada dalam kendali Kementerian ESDM, meski koordinasi dengan kementerian lain tetap diperlukan agar target dapat tercapai,” jelasnya.
Dalam upaya mencapai swasembada energi, Kementerian ESDM fokus pada peningkatan lifting minyak yang saat ini berada di angka sekitar 600.000 barel per hari. Yuliot menekankan pentingnya meningkatkan produksi minyak untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Selain itu, konversi kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik menjadi prioritas utama. “Semakin banyak penggunaan kendaraan listrik, konsumsi BBM akan berkurang. Ini salah satu strategi penting kita,” ujar Yuliot.
Pemerintah juga berencana menekan konsumsi BBM melalui pengoptimalan program Bahan Bakar Nabati (BBN). Saat ini, campuran biodiesel berada di level B35, namun pemerintah berencana meningkatkan campuran tersebut hingga mencapai B40, B50, dan B60. “Saat ini masih di B35, tapi ada rencana untuk naik ke B40, B50, dan B60. Tentu hal ini membutuhkan kebijakan pendukung,” tambah Yuliot.
Terkait dengan bahan baku biodiesel, Yuliot menambahkan bahwa pemerintah akan mendorong pelaku usaha yang belum mengekspor produk kelapa sawit untuk memasarkannya di dalam negeri sebagai bahan baku biosolar. “Kita akan mendorong pelaku usaha yang belum mengekspor produk sawitnya untuk memasarkan di dalam negeri sebagai bahan baku biosolar,” tutup Yuliot.
Upaya peningkatan lifting minyak, konversi kendaraan, dan pengembangan bahan bakar nabati ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk mencapai kemandirian energi dan mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Comments