Menu
in ,

INOV Sambut Baik Penerapan Pajak Karbon di Indonesia

INOV Sambut Baik Penerapan Pajak Karbon di Indonesia

FOTO: IST

Pajak.comJakarta – PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) menyambut baik penerapan pajak karbon yang akan ditetapkan pemerintah sebagai upaya dalam mengurangi emisi dan efek gas rumah kaca. INOV merupakan perusahaan Clean-Tech di Indonesia yang berfokus dalam mengolah dan mendaur ulang botol PET dan sampah plastik lainnya menjadi produk daur ulang serat staple buatan atau disebut juga Recycle Polyester Staple Fiber (re-PSF).

Direktur INOV, Victor Choi mengatakan seiring dengan penerapan kebijakan pajak karbon tersebut pihaknya terus mengoptimalkan upaya pengurangan emisi, salah satunya dengan memanfaatkan energi terbarukan untuk kebutuhan operasional pabrik.

“Dari awal INOV beroperasi, isu emisi karbon menjadi salah satu perhatian kami. Kami juga secara serius terus berupaya mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasional INOV. Salah satunya, kami telah melakukan peralihan penggunaan bahan bakar yaitu dengan menggunakan cangkang sawit yang ramah terhadap lingkungan,” ujar Victor dalam keterangan pers, Sabtu (18/12).

Lebih lanjut, Victor menjelaskan asap pembakaran dari cangkang sawit lebih ramah lingkungan lantaran limbah sisa pembakaran tidak termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Tak hanya itu, sisa pembakaran cangkang sawit bisa dimanfaatkan untuk media tanam atau pupuk, pengurukan tanah.

“Pengelolaan limbah sisa pembakaran cangkang sawit juga bebas biaya. Kemudian pembakaran dengan menggunakan cangkang sawit tidak memerlukan bahan bakar pendukung karena panas yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan proses produksi,” imbuhnya.

Di samping itu, emiten daur ulang sampah plastik ini telah mengundang lembaga internasional asal Inggris, Planet Mark, untuk melakukan pengukuran emisi karbon yang dihasilkan dari energi yang digunakan sejak tahun 2019. Berdasarkan hasil pengukuran Planet Mark kala itu, total emisi karbon yang dihasilkan INOV adalah sebesar 20.275,7 tCO2e (tonnes of carbon dioxide equivalent).

Namun, pada tahun 2020 INOV berhasil menurunkan total emisi karbon menjadi 19.699,6 tCO2e atau berkurang sebesar 2,8 persen untuk periode selama satu tahun. Victor bilang bahwa pada tahun ini INOV menargetkan pengurangan emisi karbon sebanyak 2,5 persen dari total karbon di tahun 2020. Atas capaian itu, INOV mengantongi sertifikasi keberlanjutan tahun kedua dari Planet Mark.

“Kami concern terhadap lingkungan, dan sangat memerhatikan efek keberlanjutan, di mana dalam laporan ESG kami yang terakhir kami telah berhasil meningkatkan kontribusi terhadap pemenuhan SDG’s (Sustainable Development Goals), yaitu saat ini kami sudah berkontribusi dalam 9 SDGs dari 18 target SDGs yang ada,” ujar Victor.

Saat ini, INOV mengoperasikan tiga pabrik pembuatan produk daur ulang serat staple buatan di Tangerang, Solo, dan Mojokerto; serta memiliki pabrik pengolahan sampah botol plastik di Solo, Mojokerto, Medan, dan Makassar.

Selain itu, INOV juga mengoperasikan dua pabrik untuk industri bukan tenunan (non-woven) di Salatiga dan Palembang. Pada tahun 2021, INOV menambah dua pabrik bukan tenunan di Gowa dan Takalar, serta washing facility di Gowa.

“Setiap tahun, kami mengolah lebih dari 3 miliar sampah botol plastik di Indonesia, dan memproduksi lebih dari 3.000 ton serat ramah lingkungan per bulannya. Diharapkan dengan upaya yang sudah dijalankan, INOV dapat terus memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon serta efek gas rumah kaca di Indonesia.

Dengan adanya kebijakan pajak karbon ini, akan semakin membangkitkan semangat kami dalam menghemat energi dan mengurangi emisi dalam operasional INOV,” tutup Victor.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version