Indef: Pemerintah Butuh Rp215,54 Triliun untuk 82,9 Juta Penerima Program Makan Bergizi Gratis
Pajak.com, Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan pemerintah butuh anggaran hingga Rp215,54 triliun untuk membiayai program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi 82,9 juta penerima manfaat. Perhitungan ini didasarkan pada skema harga paket nasi sebesar Rp10.000 per orang, dikalikan dengan jumlah penerima manfaat serta jumlah hari kerja dalam setahun, yakni 260 hari.
“Kalau tim kami kalkulasikan, itu ada di Rp215,54 triliun anggaran yang dibutuhkan kalau itu meng-coverage 82,9 juta penerima MBG. Itu hanya paket nasi, belum biaya operasionalnya,” ujar Peneliti Center Makroekonomi dan Keuangan Indef Riza Annisa dalam acara diskusi publik, dikutip Pajak.com pada Kamis (30/1/2025).
Riza menjelaskan, anggaran tersebut sangat besar jika dibandingkan dengan beberapa pos belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Misalnya, belanja modal yang hanya mencapai Rp190 triliun serta belanja bantuan sosial pemerintah pusat yang tercatat sebesar Rp152 triliun.
Dalam perjalanannya, skema anggaran program MBG mengalami perubahan. Indef mencatat, terdapat beberapa simulasi biaya per paket nasi, mulai dari Rp25.000, Rp18.000, Rp15.000, hingga Rp10.000.
Jika harga paket nasi ditetapkan Rp25.000 per orang, maka anggaran yang dibutuhkan melonjak hingga Rp538,85 triliun. Sementara, jika harga paketnya Rp18.000, anggarannya mencapai Rp387,97 triliun, dan jika Rp15.000, maka dibutuhkan Rp323,31 triliun.
Dengan kondisi fiskal yang ketat, Riza menilai bahwa anggaran ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah. Apalagi, kebutuhan pembiayaan dalam APBN 2025 sudah sangat besar akibat utang jatuh tempo dan bunga yang melonjak tinggi hingga Rp1.353,2 triliun.
“Porsi belanja pemerintah pusat itu sudah tersedot di belanja lain-lain sebesar 23,46 persen, kemudian belanja modal hanya 7 persen. Jadi fiskal kita ini sudah sangat ketat untuk menambahkan anggaran. Kalau opsi gampangnya ya sudah utang saja, tapi itu akan berdampak juga ke kemampuan fiskal pemerintah ke depannya. Bisa jadi nanti ujung-ujungnya adalah peningkatan tarif pajak lagi,” jelas Riza.
Meskipun membutuhkan anggaran besar, program MBG dinilai memiliki manfaat yang signifikan dalam jangka panjang. Dari sisi pendidikan, program ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kehadiran siswa di sekolah.
“Dengan absensi [kehadiran] yang lebih banyak, diharapkan siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih banyak dan lebih bermanfaat,” kata Riza.
Dari aspek kesehatan dan gizi, program ini juga berpotensi memperbaiki pola makan masyarakat serta meningkatkan status gizi anak-anak. Dampaknya bisa terlihat lebih jauh dalam upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil.
“Kalau dari sisi nutrisi, bergizinya berarti ada perubahan habit pola makan, kemudian kesehatan menjadi lebih baik. Ini bisa dilihat dalam jangka panjang, apalagi melihat manfaatnya terhadap stunting untuk ibu hamil sehingga ketika anaknya lahir, ini berarti jangka panjang untuk output yang dihasilkan,” tambahnya.
Untuk diketahui, program MGB sendiri merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di pemilihan presiden 2024. Adapun, pemerintah telah mealokasikan Rp71 triliun dalam APBN 2025.
Comments