Menu
in ,

Enam Emiten Besar Indonesia Masuk “Big Caps” Forbes

Pajak.com, Jakarta – Majalah Forbes merilis, enam perusahaan asal Indonesia masuk ke dalam daftar 2.000 perusahaan global terbesar yang memiliki total aset 370,7 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Keenam perusahaan itu adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank Negara Indonesia (BNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Gudang Garam Tbk.

Mengutip laman resmi Majalah Forbes pada Senin (17/5/2021), enam emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps yang sahamnya juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 edisi 2021. Forbes Global 2000 telah mengukur perusahaan publik terbesar di dunia sejak 2003. Empat indikator yang menjadi dasar penilaian adalah aset, kapitalisasi, penjualan, dan keuntungan.

Pada laporannya Forbes mengumumkan, BRI menempati urutan teratas untuk perwakilan perusahaan asal Indonesia dalam daftar Forbes Global 2000. Emiten perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu berada di posisi 362 dunia dan tercatat memiliki penjualan 10 miliar dollar AS, keuntungan 1,3 miliar dollar AS, aset 107,6 miliar dollar AS, dan kapitalisasi pasar 36,5 miliar dollar AS.

Posisi kedua ditempati oleh BCA dengan penjualan 6 miliar dollar AS, keuntungan 1,9 miliar dollar AS, aset 76,6 miliar dollar AS, dan kapitalisasi pasar 53,1 miliar dollar AS. Secara global, emiten di dalam Grup Djarum itu menempati posisi 436.

Selanjutnya, emiten perbankan BUMN lainnya, Bank Mandiri yang menempati urutan 507 global. Bank Mandiri memiliki penjualan 8,6 miliar dollar AS, keuntungan 1,2 miliar dollar AS, aset 101,7 miliar dollar AS, dan kapitalisasi pasar 20,2 miliar dollar AS.

Sementara Telkom Indonesia menempati posisi 762 global atau keempat untuk Indonesia. Emiten telekomunikasi itu memiliki penjualan 9,2 miliar dollar AS, keuntungan 1,3 miliar dollar AS, aset 15,8 miliar dollar AS, dan kapitalisasi pasar 22,9 miliar dollar AS.

Sementara itu BNI menempati urutan 1.742 secara global atau kelima di Indonesia. BNI memiliki penjualan 5 miliar dollar AS, keuntungan 225,6 juta dollar AS, aset 63,4 miliar dollar AS, dan kapitalisasi pasar 4,8 miliar dollar AS.

Emiten urutan terakhir adalah produsen rokok Gudang Garam yang berada di posisi 1.760 global. Forbes mencatat emiten big caps itu memiliki penjualan 7,9 miliar dollar AS, keuntungan 525,9 juta dollar AS, aset 5,6 miliar dollar AS, dan kapitalisasi pasar 4,8 miliar dollar AS.

Forbes melaporkan, edisi tahun lalu memberikan gambaran sekilas tentang implikasi ekonomi awal dari pandemi Covid-19. Saat ini, terlihat hasil gejolak pasar selama 12 bulan dan kerugian manusia yang tidak terduga. Hasil yang dihimpun Forbes menunjukkan tidak semuanya buruk. Sejalan dengan izin dari bank sentral untuk suku bunga negatif, investor memutuskan bahwa tidak ada alternatif untuk investasi ekuitas. Secara alami, total pasar saham global naik 48 persen tahun lalu. Dengan demikian, total aset dan nilai pasar perusahaan Forbes Global 2.000 naik meski penjualan dan keuntungan kemungkinan menurun.

Forbes melakukan pemeringkatan dengan berdasarkan data keuangan 12 bulan terakhir yang tersedia per 16 April 2021.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version