Menu
in ,

Bukit Algoritma, ‘Silicon Valley’ Ala Indonesia di Sukabumi

Pajak.com, Jakarta – Indonesia akan membangun pusat pengembangan riset dan sumber daya manusia yang berbasis industri 4.0 sekelas Silicon Valley, Amerika Serikat. Pusat riset yang diberi nama Bukit Algoritma itu rencananya akan dibangun di Cikidang dan Cibadak Sukabumi, Jawa Barat.

Pendiri Gerakan Inovator Budiman Sudjatmiko mengatakan, proyek ini digagas oleh Kiniku Bintang Raya KSO, perusahaan gabungan antara PT Kiniku Nusa Kreasi bekerja sama dengan PT Bintang Raya Loka Lestari. Perusahaan gabungan itu mendelegasikan pekerjaan konstruksi kepada PT Amarta Karya (Persero).

Rencana pembangunan awal kawasan pusat riset bukit algoritma ini akan dimulai pada April ini. Menurut Budiman, saat ini masih dalam tahap pemetaan dalam waktu tiga hari ke depan di wilayah bukit seluas 888 hektar.

“Eksekusi bulan April mulai memberikan kewenangan ke main contractor, saat ini ada pemetaan selama tiga hari di wilayah bukit,” kata Budiman yang juga Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO kepada CNBC dikutip, Selasa (12/4/2021).

Menurut Budiman, pada tahap awal, selama tiga tahun pertama, PT Amarta Karya (Persero) yang menjadi kontraktor utama proyek itu akan membangun infrastruktur kawasan mulai dari jalan, instalasi listrik, hingga gedung-gedung.

Tahap awal ini diperkirakan akan memakan biaya investasi mencapai Rp 18 triliun. Budiman menjelaskan dana investasi itu berasal dari swasta murni yang diperoleh dari investor dalam maupun luar negeri. Ia menyebut beberapa negara Eropa dan Timur tengah sudah berminat untuk investasi. Namun, hingga saat ini baru salah satu negara Amerika Utara yang sudah berkomitmen untuk investasi.

Menurut Budiman, roadmap pembangunan kawasan itu akan dibangun science park, gedung penelitian yang akan disewakan untuk teknologi kuantum dan kecerdasan buatan, rekayasa nano untuk teknologi bangunan, penelitian otak dan rekayasa genetika, produksi obat-obatan. Juga bangunan riset untuk komponen semikonduktor, pabrikasi otak komputer, juga energy storage berbentuk baterai. Pembangunan megaproyek ‘Silicon Valley’ ala Indonesia ini menurut Budiman diperkirakan akan memakan waktu selama 11 tahun.

“Pembangunan tahap pertama 335 hektare untuk infrastruktur dasar, taman science, taman pusat kesehatan, pusat pengembangan pangan dan gizi, penginapan, pusat kebugaran, plaza edutainment di tiga tahun pertama,” kata Budiman.

Menanggapi megaproyek itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap proyek Bukit Algoritma tak sekadar gimik belaka. ia mengatakan, Silicon Valley di Amerika Serikat sukses setelah memenuhi beberapa syarat, yaitu integrasi antara universitas, industri, dan lembaga finansial.

“Kenapa Silicon Valley sukses? Saya kasih tahu, karena di sana (Amerika Serikat) ada kumpulan universitas berdekatan dengan kumpulan industri, berkumpul dengan finansial institusi. Kalau tiga poin tadi tidak hadir dalam satu titik, yang namanya istilah Silicon Valley itu hanya ‘gimmick-branding‘ saja,” kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Sebagai informasi, Silicon Valley AS merupakan pusat dari banyak perusahaan teknologi inovatif. Pusat teknologi ini berlokasi di selatan San Fransisco, California, dan menjadi rumah bagi 2.000 perusahaan teknologi sekaligus menjadikannya sebagai wilayah dengan pemusatan perusahaan teknologi terpadat di dunia.

Hubungan kedekatan yang terbangun harmonis antara pemasok, pelanggan, dan penelitian mutakhir menjadikan Silicon Valley sebagai kawah candradimuka yang mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi masing-masing perusahaan di dalamnya. Kebanyakan perusahaan teknologi di Silicon Valley merupakan pemimpin di masing-masing industri mereka, baik di sektor perangkat lunak, media sosial, dan fungsi internet lainnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version