Menu
in ,

Bukalapak-Standard Chartered Luncurkan BukaTabungan

Pajak.com, Jakarta – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan Standard Chartered Bank (Standard Chartered) akan merambah bisnis bank digital dengan meluncurkan layanan BukaTabungan. Hal itu diungkapkan Presiden Direktur Bukalapak Rachmat Kaimudin, dalam konferensi pers virtual Public Expose PT Bukalapak.com, pada (19/10).

Ia menjelaskan, untuk mengembangkan bank digital, perseroan tidak melakukan akuisisi bank atau membentuk entitas baru. Oleh karena itu, Bukalapak bekerja sama yang dengan Standard Chartered untuk meluncurkan produk layanan bank digital BukaTabungan. Keduanya masih menunggu persetujuan regulator terkait perizinan layanan bank digital itu.

“BukaTabungan adalah layanan digital banking, kita sudah persiapkan dari sisi teknis, tinggal tunggu approval regulator untuk launching-nya. Kami excited dengan layanan ini, kami bayangkan bisa menawarkan layanan perbankan ke customer-customer. Dan kami bisa menawarkan layanan perbankan global partner Standard Chartered Bank,” kata Rachmat.

Direktur BUKA Teddy Nuryanto Oetomo menambahkan, sinergi bersama Standard Chartered tidak dalam bentuk yang eksklusif. BUKA selalu membuka diri untuk bekerja sama membangun ekosistem digital di tanah air.

“Kita terbuka kolaborasi dengan instansi dan institusi keuangan yang ada di Indonesia,” tambahnya.

Selama ini BUKA telah mengembangkan ekosistem digital dengan meningkatkan transaksi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dilakukan oleh mitra. BUKA mencatat, penggunaan QRIS tumbuh sebesar 18 persen selama kuartal II-2021 dibandingkan dengan kuartal I-2021. Hal ini salah satu upaya BUKA mendukung pemerintah dalam menciptakan inklusi keuangan melalui sistem pembayaran yang aman, mudah, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.

Kemudian, BUKA melalui PT Buka Investasi Bersama bersinergi dengan Ashmore Asset Management Indonesia telah meluncurkan aplikasi investasi B-Money. Aplikasi ini memberikan beragam kemudahan investasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan B-Money, pengguna dapat berinvestasi mulai dari Rp 1.000 per transaksi. BUKA juga telah mengakuisisi salah satu gaming marketplace terkemuka di Indonesia bernama Itemku untuk memenuhi kebutuhan pasar digital gaming.

Sejatinya, BUKA bukan satu-satunya e-commerce yang merambah bisnis layanan bank digital. Gojek dan Tokopedia (GoTo) sudah terlebih dahulu terhubung ke ekosistem bank digital dengan berkolaborasi bersama PT Bank Jago Tbk (ARTO). Selanjutnya, induk perusahaan Shopee, Sea Limited (Sea Grup), juga telah menjadi pemegang saham PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau dikenal dengan Bank BKE—bank yang tengah merintis bisnis bank digital.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendrata mengungkapkan, kolaborasi adalah kata kunci untuk bisa memajukan industri perbankan. Belakangan tren kerja sama antara bank, fintech, e-commerce semakin kuat. Sehingga keduanya dinilai mampu memberikan keuntungan masing-masing industri.

“Di era new normal, persaingan tidak harus ditanggapi secara head to head atau dengan sendiri-sendiri. Kolaborasi adalah kuncinya untuk mampu memaksimalkan manfaat digitalisasi bagi semua pihak. Kemitraan fintech dan bank akan menciptakan ekosistem yang memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah jauh lebih baik,” kata Filianingsih.

BI memprediksi prospek keuangan digital akan positif hingga akhir 2025. Hal itu didorong oleh peningkatan preferensi dan penerimaan masyarakat, kinerja e-commerce, dan layanan pembayaran terus diperluas oleh bank maupun finetch.

Transaksi e-commerce pada 2021 diperkirakan meningkat 48,4 persen dibandingkan tahun lalu dengan nilai transaksi mencapai Rp 395 triliun. Kemudian, uang elektronik juga diharapkan tumbuh  35,7 persen atau mencapai Rp 278 triliun pada 2021 karena adanya ekspansi e-commerce, logistik, dan ekosistem pembayaran digital. Sementara transaksi digital banking diperkirakan meningkat 30 persen atau mencapai Rp 35.600 triliun.

“Menghadapi kondisi ini, diperlukan sistem pembayaran untuk menyeimbangkan optimalisasi inovasi dan harus memitigasi risiko,” jelas Filianingsih.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version