Menu
in ,

Pendapatan Bukalapak Tumbuh 35 Persen Semester I-2021

Pendapatan Bukalapak Tumbuh 35 Persen di Semester I-2021

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Direktur Utama PT Bukalapak.com (BUKA) Tbk Rachmat Kaimuddin mengatakan, pendapatan perseroan tumbuh sebesar Rp 864 miliar pada semester I-2021 atau tumbuh 35 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Kinerja ini utamanya ditopang oleh segmen marketplace yang mampu mencatatkan pendapatan Rp 530,6 miliar, mitra Rp 289,8 miliar, serta buka pengadaan Rp 45,56 miliar.

“Pendapatan kami (Bukalapak) tumbuh dari Rp 321 miliar menjadi Rp 440 miliar di kuartal II-2021 dan semester I-2021 cetak Rp 864 miliar. Kinerja Bukalapak terus membaik di semester pertama 2021 serta kesuksesan IPO pada kuartal ketiga tahun ini telah memperkuat posisi kami untuk terus menjaga pertumbuhan bisnis. Bukalapak optimistis dapat melanjutkan momentum tersebut di masa-masa yang akan datang, memastikan perusahaan memiliki pertumbuhan berkelanjutan,” kata Rachmat dalam konferensi pers virtual Public Expose PT Bukalapak.com, pada (19/10).

Ia menyebutkan, dari sisi nilai transaksi, BUKA tumbuh 56 persen dari Rp 19 triliun menjadi Rp 29 triliun. Sementara secara tahunan, tumbuh 54 persen dari Rp 37 triliun menjadi Rp 57 triliun.

“Ini selain didorong oleh jumlah transaksi yang terus meningkat juga didorong oleh rata-rata nilai transaksi atau average transactions value yang naik sekitar 40 persen, dari 139 ribu menjadi 195 ribu di quarter on quarter,” ungkap Rachmat.

Ia meyakini, BUKA memiliki segmentasi pelapak yang unik karena bermula dari forum jual beli (komunitas). Artinya, perusahaan berangkat dari ekosistem yang sudah kuat, sehingga akan sulit dibandingkan dengan kompetitornya saat ini.

“Perusahaan kini merambah all-commerce. Sehingga, tidak bisa dibandingkan dengan kompetitornya hanya dari satu segmen saja. Bahkan, meski dinilai sepi dibandingkan kompetitor-nya, segmen ini menjadi penyumbang terbesar pendapatan perseroan. Sampai saat ini kami masih melihat itu adalah segmen yang sticky. Jadi BUKA itu punya tempat tersendiri, ada segmen market tersendiri. Kita akan selalu fokus untuk memilih segmen di mana kita bisa jadi winner di marketplace dan kita akan fokus ke segmen dan pelapak,”ungkap Rachmat.

Perseroan juga mencatat total processing value (TPV) atau nilai pemrosesan total tumbuh 54 persen menjadi Rp 56,7 triliun pada semester I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan TPV perseroan didukung oleh kenaikan jumlah transaksi sebesar 15 persen dan kenaikan 34 persen pada average transaction value (ATV).

“Rasio biaya operasional terhadap TPV berkurang dari 4,8 persen pada kuartal II-2020 menjadi 2,8 persen pada kuartal yang sama,” tambahnya.

Saat ini fluktuasi harga saham terus menjadi perhatian perusahaan. Rachmat menjelaskan, BUKA hanya bisa mengupayakan peningkatan dari sisi kinerja, namun pergerakan saham tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Seperti diketahui, saham BUKA saat ini terkoreksi sebesar 18,24 persen dalam satu bulan terakhir.

Ia memastikan, BUKA akan terus berupaya berdiskusi dengan analis penjamin saham dan menggunakan metode valuasi yang lebih banyak untuk mendongkrak kembali harga saham.

“Perusahaan akan menguji hasil analisis tersebut melalui diskusi dengan pelaku pasar. Jadi saat penentuan sudah mapan, range harga saat ini sudah fair bagi investor. Fokus kami selalu adalah tingkatkan performa agar sesuai dengan target,” kata Rachmat.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version