BI: Konsumsi Kelas Menengah Atas Terjaga, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2024 Tembus 5,06 Persen
Pajak.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) merilis bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 tembus 5,06 persen. Pertumbuhan positif ini didorong oleh berbagai indikator, salah satunya terjaganya konsumsi rumah tangga kelas menengah ke atas.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 didukung oleh permintaan domestik. Investasi tetap kuat, khususnya investasi bangunan sejalan dengan penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Konsumsi rumah tangga, khususnya kelas menengah ke atas masih tetap terjaga,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, dikutip Pajak.com, (17/10).
Ia pun mengatakan, ekspor nonmigas pada kuartal III-2024 tumbuh positif di tengah perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ditopang oleh industri pengolahan, konstruksi, serta perdagangan besar dan eceran. Secara spasial, kinerja ekonomi terjaga di seluruh wilayah.
“Pada kuartal IV-2024 pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap baik ditopang terutama oleh kenaikan investasi dan baiknya konsumsi rumah tangga, serta peningkatan belanja pemerintah pada akhir tahun,” ujar Perry.
Secara keseluruhan, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen dan diprediksi meningkat pada 2025. Oleh karena itu, berbagai upaya akan terus ditempuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran.
“BI akan memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi, bersinergi erat dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah. Dari sisi penawaran, kebijakan reformasi struktural perlu terus diperkuat untuk mendorong sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja. Upaya tersebut didukung dengan optimalisasi stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran yang ditempuh BI,” jelas Perry.
Menurutnya, ketidakpastian pasar keuangan global masih akan kembali meningkat di tengah konvergensi kebijakan moneter negara maju. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah mendorong meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Di bidang ekonomi, pertumbuhan dunia pada 2024 diprakirakan tumbuh sebesar 3,2 persen dengan kecenderungan yang melambat.
“Inflasi global dalam tren penurunan sehingga mendorong konvergensi pelonggaran kebijakan moneter, khususnya di negara maju. Di Amerika Serikat (AS), rilis tingkat pengangguran terkini menunjukkan perbaikan di tengah prospek inflasi yang lebih rendah sehingga mendorong ekspektasi pelaku pasar terhadap penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih rendah dari prakiraan semula. Hal tersebut menyebabkan kenaikan yield US Treasury tenor 2 dan 10 tahun dan indeks dollar AS,” pungkas Perry.
Comments