Bank Indonesia Catat Uang Beredar Tumbuh 5,9 Persen Capai Rp9.232,8 Triliun di Januari 2025
Pajak.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) catat pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2025 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi M2 tercatat sebesar Rp9.232,8 triliun, atau tumbuh 5,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Desember 2024 yang sebesar 4,8 persen yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa pertumbuhan M2 pada Januari 2025 didorong oleh peningkatan uang beredar dalam arti sempit (M1) yang tumbuh sebesar 7,2 persen yoy serta uang kuasi yang tumbuh 2,2 persen yoy.
“Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2025 tumbuh lebih tinggi,” kata Ramdan dalam keterangan resminya, dikutip Pajak.com pada Senin (24/2/2025).
Komponen M1, yang mencakup 55,8 persen dari total M2, tercatat sebesar Rp5.115,0 triliun atau tumbuh 7,2 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 5,8 persen yoy. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan uang kartal di luar bank umum dan BPR serta giro rupiah.
Uang kartal yang beredar di masyarakat mencapai Rp1.010,0 triliun, atau tumbuh 10,3 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 8,9 persen yoy. Sementara itu, giro rupiah tumbuh 8,0 persen yoy menjadi Rp1.780,1 triliun, naik dari pertumbuhan 4,6 persen yoy pada Desember 2024.
Di sisi lain, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu, dengan pangsa 45,9 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.364,9 triliun atau tumbuh 5,5 persen yoy, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.
Sementara itu, uang kuasi yang mencakup 43,0 persen dari total M2, tercatat sebesar Rp3.970,6 triliun atau tumbuh 2,2 persen yoy, meningkat dari pertumbuhan 1,2 persen yoy pada Desember 2024. Komponen uang kuasi seperti simpanan berjangka, tabungan lainnya, dan giro valuta asing masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 2,6 persen, 3,0 persen yoy, dan 0,3 persen yoy.
BI menjelaskan bahwa peningkatan M2 pada Januari 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 9,6 persen yoy, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,7 persen yoy. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh 2,4 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,8 persen yoy.
Pada Januari 2025, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat. DPK tercatat sebesar Rp8.599,4 triliun atau tumbuh 5,3 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 4,1 persen.
Dari segi golongan nasabah, DPK korporasi tumbuh signifikan sebesar 14,2 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Desember 2024 yang sebesar 10,7 persen yoy. Namun, DPK perorangan mengalami kontraksi sebesar 2,6 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya juga terkontraksi sebesar 2,1 persen yoy.
Giro menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi sebesar 6,2 persen yoy, naik dari bulan sebelumnya yang tumbuh 2,2 persen yoy. Sementara itu, tabungan dan simpanan berjangka masing-masing tumbuh sebesar 6,6 persen yoy dan 3,4 persen yoy, yang mencerminkan tren pertumbuhan yang stabil.
Kredit yang disalurkan perbankan pada Januari 2025 tetap menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Penyaluran kredit tercatat sebesar Rp7.684,3 triliun atau tumbuh 9,6 persen yoy, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,7 persen yoy. Kredit yang disalurkan kepada debitur korporasi tumbuh signifikan sebesar 15,3 persen yoy, sementara kredit kepada debitur perorangan tumbuh 3,5 persen yoy.
Comments