Badan Gizi Buka Suara Terkait Isu Program Makan Siang Bergizi Pakai Susu Ikan
Pajak.com, Jakarta – Badan Gizi Nasional buka suara terkait isu program andalan presiden terpilih, Prabowo Subianto yaitu Program Makan Bergizi dan Susu Gratis menggunakan susu ikan.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menegaskan bahwa, hingga saat ini pemerintah belum memiliki rencana untuk menggunakan susu dari ikan. Ketika ditanya mengenai rencana konkret untuk program andalan Prabowo itu, ia mengungkapkan bahwa belum ada keputusan final terkait hal tersebut.
“Enggak, kita belum ke arah situ sih. Belum-belum ke arah situ,” tegas Dadan saat ditemui awak media di DPR RI, Jakarta dikutip Pajak.com pada Selasa (10/9).
Untuk memenuhi kebutuhan susu dalam jangka panjang, pemerintah berencana melakukan impor sapi. Langkah ini diharapkan dapat mendukung Program Makan Bergizi dan Susu Gratis dengan memastikan pasokan susu yang cukup di masa depan.
“Dalam jangka panjang kita impor sapi supaya Indonesia ke depan swasembada susu,” ujar Dadan.
Namun, rincian mengenai jumlah sapi yang akan diimpor masih belum jelas. Ia menjelaskan impor sapi tersebut akan dilakukan secara bertahap.
“Berapa banyak Pak? Tanya ke Kementan (Kementerian Pertanian) ya. (Impor) bertahap,” imbuhnya.
Untuk diketahui, isu program Makan Bergizi Gratis menggunakan susu ikan tersebut bermula dari Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto yang mengungkapkan bahwa, pihaknya tengah mengkaji alternatif lain selain produk susu sapi untuk memenuhi program ambisius Prabowo itu.
Salah satu alternatif tersebut yaitu produk susu ikan. Alternatif tersebut dikerahkan karena stok susu sapi di Indonesia tak mampu memenuhi kebutuhan Program Makan Bergizi dan Susu Gratis yang menyasar sekitar 82,9 juta anak sekolah dan ibu hamil.
Menurut data dari Kementan, kebutuhan tahunan susu di Indonesia saat ini mencapai 4,3 juta ton. Namun, kontribusi susu lokal baru mencapai sekitar 22,7 persen dari total kebutuhan nasional, sementara sisanya masih harus dipenuhi melalui impor.
“Tapi jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi misal dari ikan ada juga,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pengadaan susu dari peternak sapi perah diperkirakan akan memakan waktu dua hingga tiga tahun. Oleh karena itu, diusulkan agar untuk tahap awal, pengadaan susu difokuskan pada pemanfaatan peternak lokal di seluruh Indonesia.
“Yang diusulkan maunya pengadaan awalnya maksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Comments