Menu
in ,

Astra Investasi di Dua Perusahaan Rintisan Digital

Pajak.com, Jakarta – Untuk mempercepat upaya digitalisasi yang dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, PT Astra International Tbk (ASII), holding Grup Astra berinvestasi sekitar Rp 581 miliar di dua perusahaan rintisan. Dari jumlah itu, sebanyak 5 juta dollar AS atau setara dengan Rp 73 miliar (kurs Rp 14.500/dollar AS) disuntikkan ke Sayurbox dan sekitar 35 juta dollar AS atau setara Rp 508 miliar ditanam di Halodoc.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII), Djony Bunarto Tjondro, membeberkan sejumlah pertimbangan menjadi investor utama (lead investor) di dua perusahaan rintisan layanan telemedicine, Halodoc, dan e-commerce groceries, Sayurbox.

Djony mengatakan, investasi Grup Astra itu sejalan dengan upaya digitalisasi yang dilakukan Astra. Sebelumnya, Astra berinvestasi di perusahaan rintisan Gojek.

“Kita sudah serius melakukan banyak hal, termasuk digitalisasi sejak beberapa tahun ini. Digitalisasi di Astra bukan hanya investasi untuk mendapat pertumbuhan inorganik, termasuk modernisasi dan upaya memastikan pertumbuhan berkelanjutan dari Astra,” kata Djony pada konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Astra secara virtual, Kamis (22/4/2021).

Menurut Djony, dipilihnya kedua perusahaan rintisan itu karena dinilai mempunyai visi, misi dan komitmen yang baik dan sama-sama memanfaatkan platform teknologi. Ia memandang, Halodoc merupakan platform layanan kesehatan yang mempunyai misi mengatasi ketimpangan layanan kesehatan dengan business case yang jelas dan tujuan baik.

Masuknya Astra itu membuat ini investor utama Halodoc bertambah menjadi empat investor. Tiga lainnya adalah Allianz X, UOB Venture dan Clermont Group. Sedangkan di Sayurbox, Astra akan menjadi investor utama bersama dengan Patamar Capital. Sayurbox adalah platform e-commerce yang didirikan pada 2016 dengan bisnis menjual buah dan sayur segar dari petani langsung.

Djony menyampaikan, ke depan tak memungkiri Astra akan lebih banyak melihat peluang untuk berinvestasi di perusahaan rintisan pada sektor-sektor yang relevan dan dibutuhkan banyak orang. Astra juga memiliki tim yang secara khusus mengkaji terkait hal tersebut.

Opportunity bisa datang kapan saja, kita selalu melihat apakah ada peluang di kemudian hari, kalau misalnya ada kita tetap berminat investasi lebih banyak,” katanya.

Sebagai informasi, RUPST PT Astra International Tbk yang digelar hari ini menyetujui pembagian dividen atas laba bersih 2020 yakni sebesar Rp 4,62 triliun atau setara dengan Rp 114/saham yang dibagikan sebagai dividen tunai.

Tahun lalu, induk usaha konglomerasi Grup Astra ini mencatatkan laba bersih turun 26 persen menjadi Rp 16,16 triliun pada 2020, dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar Rp 21,71 triliun.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version