in ,

Apindo Ungkap Peluang Strategis Indonesia di Tengah Perang Dagang Global

Apindo Peluang Strategis Indonesia
FOTO: IST

Apindo Ungkap Peluang Strategis Indonesia di Tengah Perang Dagang Global

Pajak.com, Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan bahwa di balik ketegangan perdagangan global, Indonesia memiliki peluang strategis yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas ekspor, terutama ke Amerika Serikat (AS).

Menurut Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani, ketegangan antara AS dan negara mitra dagangnya membuka celah bagi produk Indonesia, khususnya di sektor pakaian dan alas kaki, untuk mengambil alih pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai oleh Tiongkok, Vietnam, dan Bangladesh.

Shinta menjelaskan bahwa tarif tinggi yang diterapkan AS terhadap produk dari ketiga negara tersebut membuka jalan bagi produk Indonesia yang tarifnya relatif lebih rendah.

“Namun demikian, Indonesia juga memiliki peluang strategis di tengah perang dagang global. Dengan tarif AS yang tinggi terhadap produk dari Tiongkok [145 persen] Vietnam (46 persen), dan Bangladesh [37 persen] produk ekspor Indonesia seperti pakaian dan alas kaki dapat mengambil alih pangsa pasar,” jelas Shinta, dikutip Pajak.com pada Rabu (14/5/25).

Baca Juga  Pesanan Meningkat, IKI Mei 2025 Kembali Bertahan di Zona Ekspansi

Saat ini, pangsa pasar produk Indonesia di AS masih tertinggal jauh. “Indonesia hanya menguasai 4,9 persen pasar pakaian rajutan dan 9 persen pasar alas kaki AS, tertinggal dari Tiongkok dan Vietnam,” lanjut Shinta.

Menanggapi dinamika perang dagang, Apindo kata Shinta, telah menyampaikan sejumlah respons cepat kepada pemerintah, baik dalam forum resmi seperti Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Prabowo Subianto dan Kemenko Perekonomian Airlangga Hartarto, maupun secara tertulis.

Lebih lanjut, Shinta menjelaskan bahwa Apindo mendorong pengurangan defisit perdagangan dengan AS melalui peningkatan impor komoditas tertentu dari AS yang tidak mengganggu industri dalam negeri. Komoditas tersebut meliputi kapas, kedelai, produk susu, jagung, gandum, etanol, liquefied petroleum gas (LPG), dan crude palm oil (CPO).

Baca Juga  Ini Daftar Lengkap Pejabat Eselon I Kemenkeu yang Baru Dilantik Sri Mulyani

Kemudian, Apindo juga mendorong penguatan hubungan dagang strategis dengan AS yang dinilai perlu terus ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan melalui mekanisme seperti Trade and Investment Framework Agreement (TIFA), limited trade deal, serta kerja sama tematik di sektor energi, mineral kritis, dan farmasi.

Apindo juga menilai pentingnya ekspansi pasar ekspor ke kawasan-kawasan potensial seperti ASEAN, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika. Optimalisasi berbagai perjanjian dagang juga menjadi fokus, mulai dari PTA, FTA, CEPA, ASEAN+1, RCEP, hingga percepatan penyelesaian IEU–CEPA dan I–EAEU CEPA.

Selanjutnya, Apindo juga mendorong pemerintah untuk menurunkan berbagai hambatan non-tarif, seperti persyaratan kandungan lokal (local content), sertifikasi halal, dan perizinan impor yang dinilai masih menyulitkan pelaku usaha.

Baca Juga  Pemerintah Sudah Salurkan Gaji ke-13 Rp32,8 Triliun, Progres ASN Pusat 100 Persen, Daerah Baru 48 Persen

Apindo juga mengungkapkan bahwa perlindungan pasar domestik dinilai menjadi langkah krusial untuk menghadapi kemungkinan limpahan barang murah dari negara-negara yang terkena dampak tarif tinggi AS, terutama Tiongkok. Apindo mendorong penguatan mekanisme trade remedies seperti anti-dumping, countervailing duties, dan safeguard measures untuk mencegah gangguan pasar dan menjaga kestabilan harga dalam negeri.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *