in ,

Ekonomi Indonesia Kuartal I-2025 Melambat, Apindo Beberkan Penyebabnya!

Ekonomi Indonesia Kuartal I-2025
FOTO: IST

Ekonomi Indonesia Kuartal I-2025 Melambat, Apindo Beberkan Penyebabnya!

Pajak.com, Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia mengalami perlambatan signifikan pada Kuartal I-2025. Pertumbuhan hanya mencapai 4,87 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,11 persen.

Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani, menjelaskan bahwa perlambatan ini terjadi akibat tekanan domestik dan eksternal yang belum mereda. “Secara kuartalan, ekonomi juga mengalami kontraksi sebesar 0,98 persen yang menandai tekanan terus menerus dari sisi domestik maupun eksternal,” jelas Shinta dalam Media Briefing Apindo, dikutip Pajak.com pada Rabu (14/5/25).

Shinta menjelaskan bahwa, lesunya perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2025 tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya dikarenakan konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,89 persen, meskipun mencakup periode Ramadan yang biasanya mendorong peningkatan belanja.

Baca Juga  Diskon Tarif Listrik Periode Juni-Juli 2025 Batal, Ini Kata Kementerian ESDM

“Perlambatan ini terjadi di tengah melemahnya daya beli, dimana konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,89 persen, terendah dalam lima kuartal terakhir, meskipun mencakup periode Ramadan yang biasanya mendorong belanja masyarakat,” jelasnya.

Menurut Shinta, penurunan daya beli, khususnya di kalangan pendapatan menengah ke bawah tersebut, disebabkan oleh tekanan inflasi yang masih tinggi serta terbatasnya dukungan stimulus fiskal sepanjang awal 2025.

Dari sisi fiskal, belanja pemerintah terkontraksi 1,38 persen akibat kebijakan pengeluaran yang lebih berhati-hati. Sementara itu, investasi juga melemah. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh 2,12 persen, terendah dalam dua tahun terakhir.

Menurutnya, sikap wait and see investor terhadap transisi pemerintahan serta hambatan struktural seperti regulasi yang rumit dan tingginya biaya logistik menjadi faktor penghambat utama.

Di sisi lain, kata Shinta, kinerja ekspor juga tidak memberikan dorongan signifikan. Nilainya menyusut 7,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan harga komoditas dan melemahnya permintaan dari mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Uni Eropa menjadi penyebab utama.

Baca Juga  BPS: Indonesia Alami Deflasi Sebesar 0,37 Persen pada Mei 2025

Sementara itu, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp17.000 per dolar Amerika Serikat (AS), sebelum menguat kembali ke kisaran Rp16.500 per dolar AS. Adapun, tekanan ini dipicu oleh ketegangan geopolitik dan ekspektasi suku bunga tinggi di AS yang memicu arus modal keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Ruang pelonggaran moneter pun menjadi terbatas meskipun Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga dua kali sejak September 2024.

Melihat kondisi tersebut, sejumlah lembaga internasional memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. IMF dan Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,7 persen, sementara OECD memproyeksikan 4,9 persen.

Dunia usaha juga menyoroti tekanan struktural yang terjadi di sektor manufaktur. Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur turun ke level 46,7 pada April 2025, dari 52,4 pada Maret. Nilai tersebut merupakan kontraksi terdalam sejak Agustus 2021. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dari Kementerian Perindustrian juga menurun, dari 52,98 menjadi 51,90.

Baca Juga  Begini Kiat Efektif Menanggapi SPHP dengan Batas Waktu Maksimal 5 Hari

Apindo mengidentifikasi empat tantangan besar yang menekan daya saing industri nasional. Pertama, regulasi yang dinilai belum mendukung efisiensi produksi. Kedua, tingginya biaya logistik yang mencapai 23 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Kemudian, yang ketiga yaitu masih adanya ketidakpastian hukum di lapangan yang kerap menghambat kelancaran usaha. Keempat, rendahnya produktivitas tenaga kerja, yang sebagian besar masih didominasi oleh lulusan pendidikan dasar.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *