in ,

Airlangga Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,02 Persen, Lebih Tinggi dari Singapura hingga Arab Saudi

Airlangga Ekonomi Indonesia
FOTO: IST

Airlangga Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,02 Persen, Lebih Tinggi dari Singapura hingga Arab Saudi

Pajak.com, Jakarta – Kinerja ekonomi Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian global. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pada kuartal IV-2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan beberapa negara lain, seperti Singapura (4,3 persen), Arab Saudi (4,4 persen), dan Malaysia (4,8 persen). Sepanjang tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan mampu mencapai 5,03 persen.

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03 persen pada 2024. Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada 2023 yang tercatat sebesar 5,05 persen.

“Angka ini menegaskan bahwa kita masuk dalam zona 5 persen atau 5,03 di tahun 2024,” ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Produk Domestik Bruto (PDB) Triwulan IV-2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, dikutip Pajak.com pada Kamis (6/2/2025).

Baca Juga  Pemerintah Guyur Stimulus untuk Pemudik Lebaran 2025: Dari Tiket Pesawat hingga Tarif Tol

Airlangga menjelaskan bahwa, pemerintah terus menjaga stabilitas ekonomi dengan mengendalikan inflasi. Pada Desember 2024, inflasi tercatat sebesar 1,57 persen (yoy), masih dalam rentang sasaran 2,5±1 persen. Sementara itu, inflasi Januari 2025 sebesar 0,76 persen (yoy), ditopang oleh kebijakan diskon tarif listrik 50 persen serta penurunan harga tiket pesawat di akhir tahun lalu.

Selain itu, kebijakan fiskal juga dijalankan dengan hati-hati. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada September 2024 masih berada dalam batas aman, yaitu 38,9 persen. Hal ini memberikan ruang bagi investasi publik untuk terus berkembang.

“PDB Indonesia mencapai Rp22.139 triliun di tahun 2024, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp20.892 triliun. Lebih jauh, PDB per kapita Indonesia saat ini telah mencapai Rp78,62 juta atau setara dengan 4.960,33 dolar Amerika Serikat (AS),” tambah Airlangga.

Baca Juga  Indonesia Resmi Gabung New Development Bank, Prabowo Ungkap Manfaatnya bagi Negara

Meskipun pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2024 lebih rendah dibandingkan kuartal III karena pola musiman, aktivitas ekonomi tetap kuat. Momentum liburan Natal dan Tahun Baru, serta penyelenggaraan Pilkada, turut mendorong belanja masyarakat.

Pemerintah juga menggulirkan berbagai program untuk meningkatkan daya beli, seperti program mudik gratis, diskon harga tiket pesawat 10 persen, Hari Belanja Online Nasional, Program Belanja di Indonesia Aja, serta program EPIC. Berbagai kebijakan ini berkontribusi pada belanja masyarakat sebesar Rp71 triliun di bulan Desember 2024.

Indikator Ekonomi Positif, Konsumsi Rumah Tangga Masih Menjadi Motor Penggerak

Indikator sektor riil menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat. PMI Manufaktur kembali ke level ekspansi pada Januari 2025, yaitu 51,9. Indeks Keyakinan Konsumen tetap optimis di level 121,1, sedangkan Indeks Penjualan Riil juga masih mencatat pertumbuhan positif.

Dari sisi pengeluaran, semua komponen mencatat pertumbuhan positif, dengan konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,94 persen sepanjang 2024 dan berkontribusi sebesar 54 persen terhadap perekonomian nasional. Sementara itu, konsumsi pemerintah juga meningkat, didorong oleh realisasi belanja pegawai serta belanja barang dan jasa.

Baca Juga  Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Lagi, Capai 3,12 Miliar Dolar AS pada Februari 2025

Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor utama masih mencatat pertumbuhan positif, dengan lima sektor terbesar yakni industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan mampu memberikan kontribusi 63,9 persen terhadap PDB 2024.

Secara spasial, seluruh wilayah Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang solid. Wilayah Bali Nusra, Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku Papua bahkan tumbuh di atas rata-rata nasional, dengan sektor industri barang logam dan pariwisata sebagai penopang utama.

Dengan berbagai pencapaian ini, pemerintah optimistis dapat terus menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *